Jangan Abaikan Sering Buang Air Kecil saat Batuk, Ini Sebabnya!

Senin, 29 Maret 2021 | 13:55 WIB
Jangan Abaikan Sering Buang Air Kecil saat Batuk, Ini Sebabnya!
Ilustrasi toilet, urine dan buang air kecil (Pixabay/bzndenis)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Buang air kecil yang tak disengaja ketika batuk, bersin atau tertawa disebut sebagai stress urinary incontinence (SUI) atau stres inkontinensia urine. Dilaporkan stres inkontinensia urine yang terjadi di antara wanita menjadi 11 persen baru-baru ini.

Tapi, statistik aktual menunjukkan hasil signifikan yang lebih dari 50 hingga 60 persen. Sedangkan, hanya 11 persen populasi adalah sebagian kecil wanita yang mengunjungi dokter untuk konsultasi kondisinya.

Kebanyakan wanita tidak menyadari kalau ada perawatan medis untuk mengatasi kondisi ini. Mereka mengira bahwa kondisi ini harus diatasi sendiri.

Menurut sebuah penelitian dalam Muller Journal of Medical Science and Research, prevalensi inkontinensia urine akibat stress mencapai 54,61 persen di India.

Baca Juga: Deteksi Kanker Kolorektal, Waspada Diare dan Nyeri Perut

Stres inkontinensia urin pada wanita disebabkan oleh perubahan fisik pada dasar panggul, yang dipengaruhi oleh persalinan pervaginam, persalinan dengan alat, obesitas, menopause atau sindrom ehlers-danlos (EDS).

Ilustrasi kencing, toilet (Unsplash/Giorgio Trovato)
Ilustrasi kencing, toilet (Unsplash/Giorgio Trovato)

Stres inkontinensia urine ini biasanya terjadi pada wanita setelah melahirkan. Kebanyakan wanita setelah melahirkan mengeluhkan kelemahan kandung kemih, sering buang air kecil tak disengaja ketika batuk, bersin, tertawa, melompat dan berputar-putar.

Biasanya dilansir dari Health Shots, kandung kemih dan uretra berfungsi sedemikian rupa sehingga tekanan uretra selalu melebihi tekanan kandung kemih dan mencegah buang air kecil tak disengaja. Akibat persalinan, tekanan uretra berkurang karena kerusakan otot panggul.

Selain persalinan, menopause dan diabetes bisa juga menjadi penyebabnya. Kekurangan kolagen dan elastin ketika menopause membuat uretra terganggu. Kemudian, tekanan pada perut ketika batuk, bersin atau tertawa membuat pasien tidak bisa menahan kencing.

Bahkan kondisi medis tertentu, seperti diabetes bisa memperburuk masalah kesehatan. Pasien bisa mengalami inkontinensia desakan dan stres.

Baca Juga: Waspada, Ilmuwan Peringatkan Risiko Gelombang Ketiga Virus Corona Covid-19

Jika Anda mengalami kondisi ini, Anda harus menjalani pemeriksaan ginekologi menyeluruh yang meliputi pemeriksaan fisik untuk memeriksa kebersihan atau infeksi lokal, pap smear, pemeriksaan bimanual, ultrasonografi perut dan trans-vagina.

Setelah mengesampingkan diabetes dan infeksi, latihan kegel bisa meningkatkan integritas otot dasar panggul yang akan membantu meningkatkan tekanan uretra dan mengurangi keparahan inkontinensia.

Secara keseluruhan, stres inkontinensia urine bisa sangat mempengaruhi hidup Anda. Jika Anda sedang menderita kondisi ini, jangan segan-segan mengunjungi dokter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI