Suara.com - Gangguan tiroid memiliki sejumlah gejala yang berbeda, tetapi tidak terbatas hanya pada penurunan atau peningkatan berat badan dan banyaknya rambut rontok.
Tiroid merupakan kelenjar yang melepaskan hormon, yang disebut triiodothyronine (T3) dan tiroksin (T4). Hormon ini mengatur berbagai fungsi tubuh, seperti metabolisme, berat badan, suhu tubuh, serta pertumbuhan rambut dan kuku.
Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita, dan seringkali disebabkan oleh gangguan autoimun dan genetik.
"Jika orang tua Anda memiliki satu atau lebih dari kondisi tiroid autoimun ini, kemungkinan besar Anda memiliki masalah dengan tiroid juga," Melanie Goldfarb, ahli bedah endokrin dan direktur Pusat Tumor dan Gangguan Endokrin di Saint John's Cancer Institute.
Baca Juga: Gaya Hidup Sehat Jadi Kunci Tindakan Preventif dari Gangguan Tiroid
Berdasarkan Insider, ada dua jenis utama gangguan tiroid, yakni hipotiroidisme dan hipertiroidisme.
- Hipertiroidisme atau tiroid yang terlalu aktof seringkali disebabkan oleh kelainan autoimun yang disebut penyakit Grave, dimana tubuh memproduksi terlalu banyak T3/T4.
Goldfarb mengatakan penderita biasanya merasakan jantung berdegup kencang, berat badan turun atau tidak bisa menambahnya sama sekali, serta rambut rontok.
- Tiroid kurang aktif atau hipotiroidisme, berarti tiroid tidak menghasilkan cukup hormon.
"Tubuh Anda terasa melambat, berat badan bertambah, Anda bisa merasa dingin, kuku bisa rapuh. Kalau dipikir-pikir, rasanya tubuh melambat," jelas Goldfarb.
Baca Juga: Gangguan Tiroid Ancam Usia Produktif, Waspada Gejalanya Sejak Dini
Ada beberapa faktor risiko masalah tiroid, meliputi:
- Diabetes tipe satu
- Kehamilan
- Radiasi
- Menjadi seorang wanita
- Berusia lebih dari 60 tahun
- Terlalu banyak konsumsi yodium dalam makanan
- Tidak cukup yodium dalam makanan
Goldfarb mengatakan banyak kondisi tiroid yang kurang terdiagnosis dan karenanya tidak dapat diobati.
Namun, banyak gejala hiper atau hipotiroidisme tidak spesifik dan tumpang tindih dengan kondisi yang lain.