Obat Kanker Bisa Mencegah Covid-19 Makin Parah, Apa Itu?

Senin, 29 Maret 2021 | 07:03 WIB
Obat Kanker Bisa Mencegah Covid-19 Makin Parah, Apa Itu?
Ilustrasi obat antivirus Covid-19. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Maryland (UMSOM) telah mengidentifikasi protein paling beracun yang dibuat oleh SARS-CoV-2 (virus corona penyebab Covid-19).

Untuk mengatasinya, mereka menggunakan obat kanker yang telah disetujui BPOM AS (FDA) untuk menumpulkan dampak parah dari protein tersebut.

Dalam eksperimen terhadap lalat buah dan garis sel manusia, peneliti menemukan proses virus memasuki sel manusia dan membuat mereka dapat menguji obat potensial untuk Covid-19 parah.

Temuan ini terbit dalam dua studi secara bersamaan pada Kamis (25/3/2021) di jurnal Cell & Bioscience, melansir Medical Xpress.

Baca Juga: Kesembuhan Pasien Covid-19 di Kaltim Hari Minggu Ini Mendominasi

"Studi kami menunjukkan ada cara untuk mencegah SARS-CoV-2 dari melukai jaringan tubuh dan membuat keparahan meningkat," kata peneliti Zhe 'Zion' Han, Ph.D., Associate Professor of Medicine UMSOM.

Ilustrasi obat Benadryl (Pexels)
Ilustrasi obat (Pexels)

Han dan timnya menemukan protein virus yang disebut Orf6 merupakan paling beracun, dan protein ini mematikan sekitar setengah dari sel manusia.

Ternyata, protein tersebut menempel pada banyak protein manusia yang bertugas mengeluarkan materi dari inti sel, tempat di dalam sel yang menyimpan genom.

Setelah itu, mereka melihat obat kanker selinexor dapat memblokir sel protein manusia yang sudah terinfeksi virus.

Meski selinexor itu sendiri beracun, obat tersebut ternyata dapat meningkatkan kelangsungan hidup sel manusia sekitar 12% setelah efek tosiknya diperhitungkan.

Baca Juga: Tambah 1.470 Pasien, Jumlah Kasus Covid-19 di Jakarta Capai 379.692 Orang

"Lebih dari 1.000 obat yang disetujui FDA sedang dalam uji klinis untuk pengobatan Covid-19, dan untungnya uji coba yang menguji selinexor, obat yang digunakan dalam penelitian kami, sudah dilakukan," sambung Han.

"Jika uji coba ini terbukti berhasil, data kami akan menunjukkan mekanisme yang mendasari mengapa obat itu bekerja," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI