Gejala Covid-19 Parosmia juga Memengaruhi Kehidupan Seksual Penyintas

Sabtu, 27 Maret 2021 | 20:20 WIB
Gejala Covid-19 Parosmia juga Memengaruhi Kehidupan Seksual Penyintas
Pasangan pakai masker. (Elements Envanto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gejala Covid-19 hilangnya indera penciuman tidak hanya menganggu saat memasak atau makan saja, tetapi juga memengaruhi kehidupan seksual beberapa orang.

Parosmia, kondisi rusaknya indera penciuman, bisa membuat semua bau menjadi busuk. Kondisi ini dialami sebagian besar penderita dan penyintas Covid-19.

Menurut orang yang mengalaminya, membuat mereka tidak tahan dengan bau pasangan dan membuat seks menjadi kurang menarik, bahkan ketika mereka sedang bergairah.

Orang-orang ini juga ragu untuk mencium pasangan karena selalu merasa bau napas mereka sendiri tidak sedap.

Baca Juga: Studi: Sebabkan Disfungsi Ereksi, Covid-19 Pengaruhi Kehidupan Seksual Pria

"Itu adalah sesuatu yang memengaruhi hubungan dengan diri Anda sendiri, dengan orang lain, kehidupan sosial, serta hubungan intim Anda," jelas Duika Burges Watson, pemimpin Altered Eating Research Network di Newcastle University, Inggris.

Ilustrasi Pasangan Menikah Merasa Jenuh. (freepik.com/yanalya)
Ilustrasi kehidupan seks pasangan terganggu (freepik.com/yanalya)

Salah seorang penyintas Covid-19, Samantha LaLiberte (35) mengatakan ia tidak dapat mentolerir aroma dirinya sendiri atau suaminya.

"Tidak banyak keintiman saat ini," tuturnya, dilansir Insider.

LaLiberte terinfeksi Covid-19 tujuh bulan sebelum mengalami parosmia, menunjukkan bahwa gejala tersebut dapat muncul setelah pulih dari penyakit.

Meski gejala ini umum, hingga kini belum ada obat yang langsung bisa mengatasi parosmia atau anosmia, hilangnya kemampuan mencium bau.

Baca Juga: Bagi Perempuan Usia 40-an, Waspadai 4 Perubahan pada Kehidupan Seksual Ini

"Ada jutaan hal seperti itu di luar sana, terutama untuk kondisi seperti anosmia terkait Covid, di mana pengobatan tradisional tidak benar-benar memiliki jawaban," tutur ahli THT.

Meski begitu, penderita dapat mengembalikan kemampuannya dengan mencoba terapi aroma, dimana mengharuskan penderita mengendus aroma yang kuat dan memicu ingatan tentang bau benda tersebut.

Praktik tersebut mungkin dapat memperbaiki koneksi saraf yang terkait dengan bau.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI