Suara.com - Gangguan lambung berhubungan erat dengan masalah stres. Tetapi masyarakat awam biasanya kurang menyadari hal tersebut dan merasa cukup mengatasi sakit maag dengan obat yang dibeli sendiri tanpa resep dokter. Padahal tindakan itu berbahaya.
Dokter spesialis penyakit dalam prof. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD., mengatakan bahwa kebanyakan pasien yang ditemuinya mengalami sakit maag terus kambuh juga mengonsumsi obat penekan produksi asam lambung tidak berdasar resep dokter. Tindakan itu jutru berisiko menjadi polip lambung.
"Dalam tiga minggu berturut-turut saya menemukan kasus polip lambung dan hasil pemeriksaan biopsi menunjukan suatu Fundic Gastric Polyps. Semua polip yang terdeteksi diambil (polipektomi) melalui endoskopi. Indikasi pasien ini dilakukan endoskopi karena mengalami sakit maag yang bolak balik kambuh dan tetap mengonsumsi obat penekan produksi asam lambung," papar dokter Ari melalui keterangan tertulis yang diterima suara.com, Sabtu (27/3/2021).
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu membenarkan bahwa penggunaan obat penekan asam lambung, seperti penghambat pompa proton, bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan akit maag yang kambuh.
Baca Juga: Dokter Ingatkan Pasien Maag Jangan Konsumsi Vitamin C Berlebihan, Kenapa?
Obat penghambat pompa proton yang saat ini beredar di Indonesia antara lain omeprazole, lansoprazole, pantoprazole, esomeprazole, rabeprazole. Menurut dokter Ari, pasien seringkali kedapan mengonsumsi obat itu secara terus menerus tanpa aturan dari dokter.
Ia menjelaskan, obat penghambat pompa proton itu akan menekan sel parietal di lambung untuk memproduksi asam lambung. Proses penekanan secara jangka panjang akan menyebabkan terjadinya perubahan fisiologi berupa peningkatan hormon gastrin dan kromogranin A dan perubahan hormonal itu akan merangsang terjadinya proliferasi dari fundic gland.
"Saya rasa kita harus mengambil hikmah dari kasus-kasus ini bahwa masyarakat harus bijaksana dalam mengonsumsi obat apalagi jika obat akan dikonsumsi dalam jangka panjang. Oleh karena itu tetap harus berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan untuk penggunaan obat itu jangka panjang," saran dokter Ari.
Ia juga menyarankan agar sebaiknya masyarakat memanfaatkan layanan telemedicine atau konsultasi online dengan dokter, jika memang masih merasa khawatir untuk berobat ke rumah sakit. Meski begitu, menurutnya, masyarakat tak perlu lagi talut datang ke rumah sakit karena penerapan protokol kesehatan pasti dilakukan dengan baik.
"Sebenarnya aman untuk berobat ke RS bertemu langsung dengan dokter, karena RS telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Di antaranya pembatasan jumlah pasien yang berobat sehingga tidak menumpuk dalam satu tempat, serta pemeriksaan suhu sebelum masuk ke gedung poliklinik," ucapnya.
Baca Juga: Studi: Konsumsi Obat Maag saat Hamil Mungkin Tingkatkan Risiko Asma Anak