Suara.com - Menurut survei kekinian Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), sebanyak 27 persen masyarakat Indonesia tidak takut virus corona penyebab sakit Covid-19.
Data tersebut menuai komentar dari Ketua Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia atau PB IDI, Dr. Adib Khumaidi SpOT.
Dokter Adib menyinggung adanya kemungkinan sebuah kondisi yang dinamakan Hot Hand Logical Fallacy pada orang-orang yang tidak takut Covid-19.
Hot Hand Logical Fallacy sendiri merupakan sesat pikir atau kesalahan berpikir di mana seseorang beranggapan bahwa peluang untuk tidak tertular Covid-19 semakin membesar setiap harinya.
Baca Juga: Banyak yang Takut Suntik, AstraZeneca Kembangkan Vaksin Semprot
Ini terjadi karena selama setahun lebih pandemi Covid-19 di Indonesia, ia tidak pernah tertular meski sering beraktivitas.
Padahal penyebaran virus sudah semakin meluas dan angka kasus semakin bertambah. Keyakinan ini disebut keyakinan irasional dengan metode cocoklogi, yang malah membahayakan diri kita sendiri.
"Seperti misalnya "ah itu sudah takdir". "Penyakit sudah takdir". Keyakinan tidak pernah tertular padahal sudah keluar rumah terus. Kalau cuma di individu it's okay. Tapi kalau ini memengaruhi publik, ini bahaya," ungkap dia dalam webinar Fakta VS Hoaks, Program Nasional dan Arah Pemulihan Daerah bersama Suara.com pada Jumat (26/3/2021).
Lebih lanjut Dr. Adib menjelaskan, hal tersebut biasanya terjadi karena ada banyak orang belum paham konteks pandemi secara epidemiologi, sains dan medis.
Mereka melakukan cocokologi berdasarkan kebetulan-kebetulan yang terjadi atas dirinya tanpa melibatkan data pandemi secara keseluruhan. Serta, belum paham konsep penularan dan infeksi Covid-19.
Baca Juga: Bolehkan Konsumsi Pereda Nyeri Sebelum atau Setelah Vaksinasi? Ini Kata CDC
Pada akhirnya, banyak kelompok yang merasa kebal, merasa peluang tertularnya kecil, yang gilirannya akan mengabaikan protokol kesehatan. Sehingga jika diabaikan akan menganggap Covid-19 sebagai konspirasi dan mengganggu program-program pemerintah.