Catat Ya! Ini Bedanya Kesedihan Biasa dengan Masalah Kejiwaan

M. Reza Sulaiman
Catat Ya! Ini Bedanya Kesedihan Biasa dengan Masalah Kejiwaan
Ilustrasi sedih (freepik/wirestock)

Kesedihan merupakan hal yang wajar. Namun apabila terjadi terus menerus, ada risiko masalah kejiwaan yang mengintai. Bagaimana cara membedekannya?

Suara.com - Putus cinta, tak lolos SNMPTN, dan segudang alasan lainnya bisa membuat Anda sedih.

Kesedihan merupakan hal yang wajar. Namun apabila terjadi terus menerus, ada risiko masalah kejiwaan yang mengintai. Bagaimana cara membedekannya?

Psikolog klinis dewasa Muthmainah Mufidah dari Universitas Indonesia mengatakan, rasa sedih yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari biasanya tidak terlalu berpengaruh kepada aktivitas.

"Kalau down sehari-hari biasanya kita masih tetap bisa mengerjakan tugas atau kegiatan sehari-hari kita, meski mungkin ada perubahan kecepatan atau jumlah," kata Mufidah kepada ANTARA, Jumat.

Baca Juga: Khutbah Idul Fitri yang Menyentuh Hati, Bikin Jemaah Terdiam dan Merenung!

Manusia yang bersifat dinamis pasti pernah mengalami naik turun dalam kehidupan. Ada hal-hal yang membuat hati berbunga-bunga dan bahagia, tapi di sisi lain ada juga kejadian yang membuat murung, sedih atau marah.

Hati-hati bila rasa sedih yang melanda sudah berdampak terhadap produktivitas dan kehidupan sehari-hari, terutama bila sudah terjadi selama dua pekan berturut-turut. Segera minta bantuan profesional kepada psikolog atau psikiater agar masalah segera ditangani.

Mana yang lebih dulu didatangi, apakah psikolog dan psikiater?

"Sebetulnya tidak masalah yang mana duluan kok," ucapnya.

Co-founder Arsanara Development Partner mengatakan keduanya punya tujuan yang sama, membantu orang mengatasi masalah kesehatan mental. Jika dibutuhkan, keduanya bisa saling rujuk.

Baca Juga: Contoh Khutbah Idul Fitri 2025 Sedih: Mudik ke Surga

Perbedaan yang utama adalah psikiater adalah dokter yang punya wewenang untuk memberikan resep obat kepada pasien bila memang dibutuhkan. Sementara itu, psikolog lebih fokus kepada aspek-aspek perubahan tingkah laku. Psikolog juga fokus kepada pengelolaan pola pikir dan perasaan.