Suara.com - Sejumlah pasien yang sembuh dari virus corona Covid-19 memiliki efek samping merugikan yang membuat mereka berhenti berhubungan seks.
Efek samping ini dikenal sebagai parosmia yang dialami sejumlah orang dengan virus corona Covid-19. Parosmia adalah suatu kondisi yang menyebabkan distorsi pada bau. Orang yang mengalami kondisi ini bisa mendeteksi bau tertentu, tapi kemungkinan mereka akan mencium bau yang berbeda dengan orang lain.
Misalnya, orang dengan kondisi ini mencium kopi seperti bau roti bakar. Bau yang dicium oleh orang ini sering kali mirip dengan bau benda terbakar, bahan kimia, kotoran atau jamur.
Di sisi lain, hilangnya rasa dan bau dikenal sebagai anosmia, salah satu gejala utama virus corona Covid-19 yang harus diwaspadai. NHS juga telah menambahkan kondisi ini ke daftar gejala umum virus corona pada Mei 2020 lalu.
Baca Juga: Lansia 80 Tahun Terkena Varian Virus Corona Inggris dan Afrika Selatan
Selain itu, demam tinggi dan batuk terus-menerus juga merupakan gejala utama virus corona Covid-19. Sehingga setiap orang yang mengalami kondisi ini harus mengisolasi diri untuk mencegah penyebaran virus corona.
Kini, pasien virus corona Covid-19 yang berhasil sembuh tak hanya merasa kesulitan mencium bau, tetapi merasa gairah seksnya tidak seperti semula.
Seorang wanita mengatakan bahwa parosmianya menjadi begitu buruk sehingga ia tidak lagi ingin berhubungan seks dengan pasangannya.
Wanita itu bernama Samantha LaLiberte, yang terinfeksi virus corona Covid-19 pada November 2020 dan usia pernikahannya dengan suaminya sudah bertahan 8 tahun.
Samantha mengaku mengalami masalah indra penciuman yang cukup buruk sejak terinfeksi virus corona Covid-19. Kondisi ini memengaruhi aktivitas seksualnya dengan suaminya.
Baca Juga: Bertambah Ratusan, Kini Pasien Covid-19 di Wisma Atlet jadi 2.341 Orang
Hubungan seksualnya menjadi terhambat bukan karena keinginannya yang hilang, tetapi indra penciumannya yang menjadi buruk. Ia mencium bau-bau yang sangat tak tertahankan.
Sebuah penelitian baru-baru ini juga menemukan bahwa sekitar 47 persen orang yang tertular virus corona Covid-19 mengalami perubahan indra perasa dan penciuman.
Pada sebuah penelitian yang diterbitkan dalam BDJ in Practice, para ahli menyatakan bahwa 50 persen orang yang terlibat dalam survei ini telah mengalami gejala parosmia.
Beberapa wanita mengaku memiliki rasa tengik di mulutnya sepanjang waktu akibat Covid-19. Sedangkan, wanita bernama Jessica Emmett mengaku tidak bisa menghilangkan rasa dan bau tak sedap dari mulut serta hidungnya.
Seorang pria 36 tahun juga merasa seolah-olah mencium aroma tubuhnya sendiri sepanjang waktu sehingga ia kesulitan berhubungan seksual.
"Saya merasa tidak pernah ada ciuman yang benar-benar penuh gairah dan spontan," ujarnya dikutip dari The Sun.
Sehingga penelitian ini menyimpulkan bahwa perubahan rasa dan bau akibat virus corona Covid-19 menyebabkan gangguan parah pada kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya, berdampak pada kesejahteraan dan kesehatan psikologis seseorang.
Selain itu, efek samping ini berdampak luas pada keinginan dan kemampuan untuk mengonsumsi suatu makanan, penambahan dan penurunan berat badan, kecukupan gizi, kesejahteraan emosional, hubungan seksual dan ikatan sosial.