Arbi Sanit Meninggal Karena Sakit Jantung dan Liver, Begini Komplikasinya

Kamis, 25 Maret 2021 | 15:03 WIB
Arbi Sanit Meninggal Karena Sakit Jantung dan Liver, Begini Komplikasinya
Arbi Sanit [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar ilmu politik Arbi Sanit meninggal dunia pagi tadi setelah menjalani perawatan di ruangan ICCU Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. 

Dosen di Universitas Indonesia dan Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka itu menghembuskan napas setelah berjuang melawan penyakit jantung dan liver, demikian informasi yang dihimpun dari beberapa sumber Antara. Arbi Sanit meninggal dunia di usia 82 tahun. 

Antara penyakit jantung dan hati memang erat kaitannya. Dikutip dari Medicine Net, penelitian membuktikan bahwa orang dengan penyakit hati berlemak non-alkohol mengalami penumpukan lemak di hati yang tidak disebabkan oleh minuman beralkohol. Lemak itu dapat menyebabkan peradangan dan jaringan parut di hati.

"Penemuan baru ini menyarankan bahwa pasien dengan penyakit arteri koroner harus diskrining untuk penyakit hati juga (pasien dengan penyakit hati berlemak non-alkohol) harus diperiksa untuk penyakit arteri koroner," kata Dr. Rajiv Chhabra, seorang ahli gastroenterologi di Saint Luke's, pusat Manajemen Penyakit Hati Sistem Kesehatan di Kansas City.

Baca Juga: Virus Corona Varian Inggris Sebabkan Gangguan Jantung Pada Hewan

Ilustrasi Serangan Jantung. (Pexels/Freestockorg)
Ilustrasi Serangan Jantung. (Pexels/Freestockorg)

Para peneliti mengamati CT scan perut bagian atas terhadap 400 pasien dan menemukan bahwa mereka yang menderita penyakit liver berlemak non-alkohol lebih mungkin untuk memiliki penyakit arteri koroner. 

Efek penyakit liver berlemak non-alkohol lebih kuat daripada faktor risiko lainnya untuk penyakit jantung, seperti merokok, tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, dan sindrom metabolik.

Perawatan yang disarankan untuk pasien liver berlemak non-alkohol di antaranya, perubahan pola makan, olahraga rutin, dan pengobatan. Penyakit liver berlemak non-alkohol merupakan kelainan hati yang paling umum terjadi di negara-negara Barat. Penyakit itu semakin menjadi perhatian di kalangan dokter karena meningkatnya angka obesitas dan diabetes yang bisa jadi faktor pemicu.

"Jika tren saat ini terus berlanjut, prevalensi (penyakit hati berlemak non-alkohol) diperkirakan akan meningkat menjadi 40 persen dari populasi pada tahun 2020," kata Helzberg dalam rilis berita Saint Luke's Health System.

Baca Juga: 4 Makanan yang Perlu Kamu Waspadai karena Bisa Merusak Jantung!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI