Menristek Ungkap 4 Indikator Seberapa Bahaya Varian Baru Virus Corona

Kamis, 25 Maret 2021 | 14:05 WIB
Menristek Ungkap 4 Indikator Seberapa Bahaya Varian Baru Virus Corona
Penampakan virus corona. [Dailymail/@Lorenzo Catalino]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masyarakat Indonesia sempat dibuat khawatir dengan varian baru virus corona yang sudah tiba di tanah air, salah satunya varian B.1.1.7 yang berasal dari Inggris dan B1351 asal Afrika Selatan, yang sudah ditemukan di beberapa negara.

Alih-alih khawatir tanpa sebab Menteri Riset dan Teknologi  (Menristek) Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan ada 4 hal yang patut diperhatikan untuk menilai kadar berbahayanya varian baru virus corona.

"Kalau ngomongin mutasi, kita harus melihat karakter dari mutasi virus. Kita mengetahui kalau ada mutasi virus atau jenis varian baru yang muncul, ada 4 hal yang harus diperhatikan," ujar Prof. Bambang dalam acara peluncuran Tes Saliva Kalbe, Kamis (25/3/2021).

Menristek, Bambang Brodjonegoro dalam jumpa pers virtual, Rabu (2/9/2020). [Kemenristek]
Menristek, Bambang Brodjonegoro dalam jumpa pers virtual, Rabu (2/9/2020). [Kemenristek]

Keempat hal itu di antaranya adalah tingkat penularan lebih cepat, menyebabkan penyakit lebih parah, mengganggu kinerja pemeriksaan dengan Polymerase Chain Reaction (PCR), dan mengganggu proses pengembangan kinerja vaksin yang sudah disuntikkan.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Nakes di Banda Aceh Diklaim Melebihi Target

Keempat i hal nilah yang menjadi tolok ukur, sehingga pemerintah dan para ilmuwan harus bekerja cepat meneliti varian virus yang sudah menginfeksi 125 juta penduduk dunia ini.

"Kalau kita melihat ambil contoh B117, yang muncul dari Inggris yang menularkan lebih cepat, kemudian tidak menimbulkan keparahan, sama dengan Covid-19 lainnya, dan ketiga dia tidak mengganggu kinerja dari vaksin," jelas Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) itu.

"Keempat, ada indikasi B117 bisa mengganggu kinerja pemeriksaan PCR," pungkas Prof. Bambang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI