Suara.com - Pejabat India menemukan varian baru virus corona yang bermutasi ganda dalam10.787 sampel yang mereka kumpulkan dari 18 negara bagian.
Saat ini, mereka sedang memeriksa apakah varian, yang memiliki dua mutasi pada satu virus itu, mungkin lebih menular atau resisten terhadap vaksin.
Varian ini tidak menyebabkan lonjakan kasus, meski sekarang penyebaran virus telah menginfeksi 47.262 orang dan menyebabkan 275 kematian per Rabu (24/3/2021).
Indian SARS-CoV-2 Consortium on Genomics (INSACOG), kelompok laboratorium di bawah kementerian kesehatan India, sedang melakukan pengurutan genom pada sampel terbaru, lapor BBC.
Baca Juga: Bulan Puasa Kembali Ada Corona, Wapres Maruf Imbau Lagi Ibadah di Rumah
Mutasi pada virus merupakan hal umum, tetapi kebanyakan tidak signifikan dan tidak menyebabkan perubahan apa pun dalam kemampuannya menularkan atau menyebabkan infeksi serius.
Tetapi beberapa mutasi, seperti yang terjadi di garis keturunan varian Inggris atau Afrika Selatan, dapat membuat virus lebih menular dan dalam beberapa kasus bahkan lebih mematikan.
"Mutasi ganda di area utama protein lonjakan virus dapat meningkatkan risiko tersebut dan memungkinkan virus lolos dari (perlawanan) sistem kekebalan," jelas ahli virologi Shahid Jameel.
Protein lonjakan adalah bagian dari virus yang digunakan untuk menembus sel manusia.
Pemerintah mengatakan analisis sampel yang dikumpulkan dari negara bagian Maharashtra barat India menunjukkan peningkatan fraksi sampel dengan mutasi E484Q dan L452R, dibanding Desember tahun lalu.
Baca Juga: Cerita Sri Mulyani, Pandemi Corona Tak Kenal Negosiasi
"Mutasi (ganda) seperti itu dapat membuat virus lolos dari kekebalan dan peningkatan infektivitas (vaksin)," duga kementerian kesehatan.
Jameel menambahkan mungkin ada garis keturunan terpisah yang berkembang di India dengan mutasi L452R dan E484Q.