Suara.com - Vaksin AstraZeneca untuk virus corona Covid-19 tengah menjadi polemik setelah dikaitkan dengan kasus pembekuan darah. Tapi, sebuah studi baru di Amerika Serikat, telah mengonfirmasi efektivitas vaksin AstraZeneca untuk melawan virus corona Covid-19.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 30 ribu peserta yang mengungkapkan bahwa suntikan vaksin Covid-19 itu 79 persen efektif mencegah infeksi dan 100 persen mencegah kondisi parah hingga rawat inap.
Para ilmuwan justru tidak menemukan masalah pembekuan darah pada peserta penelitian. Menariknya, mereka justru menemukan penundaan suntik vaksin Covid-19 dosis kedua selama 4 minggu berpotensi meningkatkan kemanjurannya.
Temuan ini mendukung pernyataan yang dikeluarkan oleh badan kesehatan terkemuka di Inggris, seperti regulator obat MHRA.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Bisa Picu Sakit Kepala, Waspadai Penyebabnya yang Berbahaya
Pada penelitian tersebut, para peneliti melibatkan 32.449 orang di AS, Chili dan Peru. Sebanyak 20 ribu orang di antaranya diberi vaksin Covid-19 dan sisannya mendapatkan suntikan tiruan.
Hasilnya dilansir dari Express, peneliti menemukan vaksin Covid-19 itu efektif melindungi orang dari semua usia, termasuk lansia di atas usia 65 tahun.
Tingkat efektivitas vaksin AstraZeneca ini sangat penting dibandingkan lainnya. Karena, sebagian besar orang ragu suntik vaksin AstraZeneca karena anggapan kurang efektif.
Data uji coba awal pada Desember 2020 silam, vaksin AstraZeneca ini memiliki efektiitas 90 persen dalam kelompok kecil yang mendapatkan setengah dosis.
Dewan pemantauan keamanan data independen (DSMB) yang menilai data baru AS mengidentifikasi tidak ada masalah keamanan terkait dengan vaksin AstraZeneca.
Baca Juga: Dua Kali Terinfeksi Virus Corona, Pria Ini Akhirnya Berani Berbagi Kisah
Mereka melakukan tinjauan khusus terhadap peristiwa trombotik, serta trombosis sinus vena serebral (CVST), yakni jenis bekuan darah otak tertentu yang mengganggu Eropa.
DSMB tidak menemukan peningkatan risiko trombosis di antara 21.583 peserta yang menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19.
Temuan penelitian ini justru menggembirakan di tengah sejumlah negara Eropa meragukan dan memilih menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca untuk virus corona Covid-19.