Suara.com - Hari Tuberkulosis Sedunia yang diperingati setiap 24 Maret, tahun ini jatuh pada hari Rabu. Momen bersejarah ini menandai hari di mana seorang ilmuwan Jerman, Robert Koch, mengumumkan ia telah menemukan penyakit tuberculosis (TBC) atau yang juga dikenal dengan TB.
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia yang menyerang penyakit saluran napas disebabkan oleh mycobacterium. Bakteri ini berkembang biak di dalam bagian tubuh dimana terdapat banyak aliran darah dan oksigen. Penyebaran infeksi akan melewati pembuluh darah dan kelenjar getah bening namun secara utama menyerang paru paru.
Gejala seseorang terinfeksi TB dapat diidentifikasi berdasarkan lokasi bakterinya, seperti jika bakteri itu berada di paru-paru atau di bagian tubuh yang lain. Gejalanya hampir sama dengan pasien yang menderita pneumonia atau radang paru dan kanker.
Di bawah ini termasuk gejala TB:
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Pengaruhi Penanganan TBC di Indonesia
- Demam
- Menggigil
- Keringat malam
- Kelelahan
- Berat badan turun yang tidak dapat dijelaskan
- Nyeri dada
- Kelemahan
- Sesak Nafas
- Gejala tertentu dari tubuh yang terpengaruh oleh bakteri
Sejarah Hari Tuberkulosis Sedunia
Pada 24 Maret 1882, wabah TBC sedang menybar di wilayah Eropa dan Amerika yang menyebakan kematian satu dari tujuh orang. Dahulu TB diyakini sebagai penyakit bawaan. Namun, Robert Koch melakukan penelitian bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri dan menular, diuji empat postulat menggunakan kelinci percobaan. Empat postulat itu antara lain;
- Organisme ini harus selalu hadir dalam setiap kasus penyakit
- Organisme harus diisolasi dari host yang mengandung penyakit dan ditumbuhkan dalam kultur murni
- Sampel dari organisme yang diambil dari kultur murni harus menyebabkan penyakit yang sama bila diinokulasi menjadi sehat, hewan rentan di laboratorium
- Organisme harus diisolasi dari hewan diinokulasi dan harus diidentifikasi sebagai organisme asli yang sama pertama kali diisolasi dari host awalnya sakit.
Robert Koch berhasil menemukan bahwa tuberculosis memang berasal dari tumbuhnya bakteri di dalam keempat postulat.
Tujuan Peringaran Hari Tuberkulosis Sedunia
Penemuan Robert Koch terhadap tuberculosis berhasil membuatnya meraih nobel daam Fisiologi dan Kedokteran pada tahum 1905. Hasil dedikasi Robert Koch pada tuberculosis membuat ia memenangkan medali bintang jasa Orde Prusia Pour le Merite pada tahun 1906. Penyakit TB yang dikenal sebagai salah satu penyakit yang paling berbahaya di dunia, penemuan Dr Robert Koch berhasil membuka jalan para tenaga medis untuk mendiagnosis dan menyembuhkan penyakit ini. Untuk mengenang jasa dari Dr Robert Koch, maka setiap tanggal 24 Maret ditetapkan sebagai Hari Tuberkulosis Dunia.
Baca Juga: Jaga Jarak dan Pakai Masker Juga Cegah Penularan TBC
Tema Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia 2021
Tema Hari Tuberkolosis Sedunia 2021 adalah ‘The Clock is Ticking’ atau yang berarti ‘Jam yang berdetak’. Arti tema ini yakni ingin menyampaikan pengertian bahwa dunia sedang dihadapkan dalam situasi yang mendesak, dunia kehabisan waktu untuk bertindak berdasarkan komitmen untuk memberantas TB yang dibuat oleh para pemimpin global.
Organisasi internasional yang menangani isu kesehatan dunia yaitu WHO menyampaikan, hal ini sangat penting dalam konteks pandemi Covid-19 yang telah menempatkan kemajuan TB pada risiko, dan memastikan akses yang adil ke pencegahan dan perawatan sejalan dengan upaya WHO untuk mencapai Cakupan Kesehatan Universal.
Tema Hari Tuberkulosis Sedunia 2021 ini memang cukup krusial karena dunia sedang menghadapi global pandemi yang telah memakan korban jiwa di setiap negara. Diharapkan dengan adanya tema ‘The Clock is Ticking’ dapat mendorong urgensitas pemerintah dalam pemeliharaan kesehatan setiap individu.
Kontributor : Dhea Alif Fatikha