Suara.com - Sekelompok pakar media independen asal Amerika Serikat, Data Safety and Monitoring Board (DSMB), menyuarakan keprihatinannya atas data kedaluwarsa yang dirilis oleh AstraZeneca tentang vaksin Covid-19 mereka.
Pada Senin (22/3/2021), AstraZeneca mengumumkan vaksin mereka 79% efektif mencegah gejala Covid-19 dan 100% efektif mencegah penyakit parah dan rawat inap dalam uji coba tahap akhir yang dilakukan di AS terhadap 32.000 sukarelawan.
Pada hari yang sama DSMB memberi tahu National Institutes of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), AstraZeneca dan Biomedical Advanced Research and Development Authority (BARDA) bahwa informasi yang dimasukkan sudah ketinggalan zaman.
Menurut NIAID, dilansir Live Science, apabila data tersebut terbukti sudah usang, mungkin akan menunjukkan hasil yang tidak lengkap tentang khasiat vaksin.
Baca Juga: Tentara Ukraina Meninggal Usai Disuntik Vaksin, Tiba-tiba Tidak Sadar
NIAID pun mendesak AstraZeneca untuk bekerja sama dengan dewan pemantauan keamanan untuk meninjau dan memastikan data efektivitas yang paling akurat serta terbaru pada Selasa (23/3/2021). Setelahnya, langsung dipublikasikan secepat mungkin.
Menanggapi NIAID, AstraZeneca mengatakan data yang mereka rilis pada awal minggu itu didasarkan pada analisis sementara yang ditentukan sebelumnya,
Analisis sementara merupakan data pendahuluan dari hasil analisis uji coba yang sedang berlangsung sebelum studi tersebut selesai.
"Kami telah meninjau penilaian awal dari analisis utama dan hasilnya konsisten dengan analisis sementara," kata AstraZeneca dalam pernyataannya.
AstraZeneca akan segera bekerja sama dengan DSMB untuk berbagi analisis utama dengan data efektivitas terbaru. Mereka mengaku berniat mengeluarkan hasil analisis utama dalam waktu 48 jam.
Baca Juga: Halal Haram Vaksin AstraZeneca, Walikota Tangerang Ikuti Keputusan MUI