Suara.com - Peneliti Ben-Gurion University of the Negev (BGU) telah menemukan bahwa vaksin Covid-19 Pfizer kurang efektif melawan varian Afrika Selatan. Meski begitu, peneliti mencatat bahwa vaksin ini masih bisa efektif melawan varian Inggris dan varian SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covod-19 yang asli.
Melansir dari Medical Xpress, penelitian ini telah dipublikasikan pda jurnal Cell Host and Microbe.
"Penemuan kami menunjukkan bahwa varian masa depan mungkin memerlukan vaksin yang dimodifikasi saat virus bermutasi untuk meningkatkan infektivitasnya," kata peneliti utama Dr. Ran Taube dari Departemen Mikrobiologi, Imunologi dan Genetika Shraga Segal di Fakultas Ilmu Kesehatan.
Para ilmuwan BGU mengevaluasi keefektifan vaksin terhadap galur virus asli, varian Inggris dan Afrika Selatan, serta galur yang menggabungkan perubahan dalam lonjakan virus.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Belum Capai Target 1 Juta per Hari, Ini Penjelasannya
Dokter Taube dan timnya juga mengevaluasi tingkat antibodi penawar setelah pemberian satu dan dua dosis vaksin. Mereka menemukan bahwa vaksinasi memberikan perlindungan optimal jika dibandingkan dengan tingkat yang diamati pada pasien yang pulih.
Para peneliti terus menguji varian lain yang beredar saat mereka muncul, yang terdiri dari mutasi yang mungkin dapat membahayakan vaksin. Beberapa varian baru yang cukup menjadi perhatian adalah varian Inggris, Afrika Selatan, Brasil, hingga California. Beberapa varian tersebut dikenal lebih menular daripada virus corona varian asli.
Dalam perkembangan vaksin, vaksin Pfizer menjadi salah satu vaksin Covid-19 yang diperhitungkan. Dalam menghadapi varian asli, vaksin ini memiliki efektivitas lebih dari 90 persen mencegah infeksi.