Setahun Operasional, Ini Kisah Awal Wisma Atlet Berubah Jadi RS Darurat

Risna Halidi Suara.Com
Selasa, 23 Maret 2021 | 14:43 WIB
Setahun Operasional, Ini Kisah Awal Wisma Atlet Berubah Jadi RS Darurat
Foto aerial suasana malam hari di Rumah Sakit Darurat (RSD) Penanganan COVID-19 Kompleks Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, Selasa (22/12/2020). [ANTARA FOTO/Galih Pradipta]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rumah Sakit Darurat Corona Wisma Atlet atau RSDC Wisma Atlet genap setahun sudah menampung dan merawat pasien Covid-19.

Dibuka pertama kali pada 23 Maret 2020 lalu tepat jam 17.00 WIB, RSDC Wisma Atlet Kemayoran kini digadang-gadang sebagai salah satu RSD Corona paling besar di Asia bahkan dunia.

Kepada Suara.com, Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, Letkol Laut drg. M Arifin mengatakan, saat awal dibuka tahun lalu, ia dan tim bekerja tanpa henti hingga sempat kehilangan waktu istirahat.

"Awal buka 23 Maret, saya jam 5 sore sudah siap pakai APD untuk in charge. Saya mengendalikan 24 jam dan memutuskan tidak tidur waktu itu, saat pertama kali buka. Saya turun tangan dari 5 sore sampai 5 pagi masih mengenakan APD. 24 jam menggunakan APD 24 jam untuk mengendalikan pasien yang datang," kenang lelaki yang akrab disapa Pak Kobra tersebut.

Baca Juga: Doni Monardo: Bed Occupancy Rate di Kalsel dan Jabar di Atas 60 Persen

Tenaga kesehatan (nakes) di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet berjalan membawa kotak obat untuk pasien Covid-19, Jumat (26/2/2021). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]
Tenaga kesehatan (nakes) di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet berjalan membawa kotak obat untuk pasien Covid-19, Jumat (26/2/2021). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]

Ia melanjutkan, hari-hari pertama RSDC Wisma Atlet operasional adalah hari-hari di mana ia dan tim sangat membutuhkan keputusan cepat. Itu, kata Pak Kobra, sangat penting dilakukan meski menyebabkan pusing bukan kepalang.

Setelah setahun beroperasi, RSDC Wisma Atlet kini membuka tujuh tower dengan masing-masing Tower 1, 2, dan 3 masuk zona hijau dan berfungsi sebagai tempat staf serta tenaga kesehatan; Tower 4, 5, 6 dan 7 yang masuk kategori zona kuning dan merah, sekaligus tempat perawatan pasien Covid-19.

Dilihat dari tingkat hunian, Pak Kobra mengatakan bagaimana libur Natal dan Tahun Baru menjadi puncak hunian di Wisma Atlet.

Saat itu, kata Pak Kobra, tingkat hunian RSDC Wisma Atlet hampir mencapai 90 persen.

Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, Letkol Laut drg. M Arifin (Suara.com/Risna Halidi)
Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, Letkol Laut drg. M Arifin (Suara.com/Risna Halidi)

"Angka hunian sempat naik sekali, bahkan hampir 90 persen. Kami alihkan ke rumah sakit 8, 9, 10. Karena waktu Natal tahun baru, banyak sekali yang positif. Kemudian seiring berjalannya waktu, tiga minggu ini, tingkat hunian turun dan sekarang di angka 44 persen," kata Pak Kobra.

Baca Juga: Update 22 Maret: RSD Wisma Atlet Rawat 2.414 Pasien Positif Covid-19

Ia berharap, jumlah pasien positif Covid-19 di RSDC Wisma Atlet dapat terus turun dan RSDC bisa ditutup secara permanen pada akhir 2021 nanti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI