Studi: Pasien Covid-19 Bisa Alami Peradangan Tiroid Tak Biasa

Senin, 22 Maret 2021 | 13:28 WIB
Studi: Pasien Covid-19 Bisa Alami Peradangan Tiroid Tak Biasa
Ilustrasi Covid-19. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa pasien Covid-19 sedang hingga berat tampaknya mengalami peradangan pada kelenjar tiroid yang berbeda degan peradangan tiroid akibat virus lainnya.

Hal ini dinyatakan dalam sebuah penelitian yang dipresentasikan secara virtual di ENDO 2021, pertemuan tahunan Endocrine Society.

Melansir dari Medical Xpress, sepertiga dari peserta penelitian masih memiliki tanda-tanda peradangan tiroid setelah tiga bulan, meskipun fungsi tiroid mereka telah normal. Studi ini mengikuti pasien untuk menentukan apakah peradangan ini akan memicu disfungsi tiroid permanen.

Pada musim semi 2020, 15 persen dari pasien Covid-19 yang dirawat di unit pengobatan akut di Rumah Sakit Fondazione IRCCS Ca Granda Policlinico Milan di Italia mengalami perubahan hormon tiroid karena penyebab multi-faktor termasuk peradangan tiroid.

Baca Juga: Selain Raffi Ahmad, Habib Rizieq Perlu Jadi Infuencer Vaksinasi Covid-19

Sebagai perbandingan, hanya 1 persen pasien yang dirawat di rumah sakit selama periode yang sama pada 2019 sebelum pandemi mengalami perubahan hormon tiroid.

"Orang dengan tiroiditis atau radang kelenjar tiroid yang dipicu oleh virus lain biasanya memulihkan fungsi tiroid dalam jangka pendek. Namun, ada peningkatan risiko jangka panjang dari fungsi tiroid yang berkurang secara permanen akibat sistem kekebalan yang menyerang kelenjar tiroid," kata ketua peneliti Ilaria Muller, MD, Ph.D., dari Universitas Milan di Italia.

Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)

Muller menemukan tiroiditis pada orang dengan penyakit Covid-19 sedang hingga berat berbeda dari tiroiditis tipikal lainnya. Peradangan tiroid akibat Covid-19 tidak memunculkan nyeri leher atau adanya disfungsi tiroid ringan.

"Setelah tiga bulan, fungsi tiroid pasien menjadi normal, tetapi tanda-tanda peradangan masih ada pada sekitar sepertiga pasien," kata Muller.

"Kami terus memantau pasien ini untuk melihat apa yang terjadi selama bulan-bulan berikutnya. Penting untuk mengetahui apakah virus SARS-CoV-2 memiliki efek negatif pada kelenjar tiroid," imbuhnya. 

Baca Juga: Ketum MUI Jatim: Vaksin AstraZeneca Hukumnya Halalan dan Thayyiban

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI