Suara.com - Pakar kesehatan mental telah menyatakan kekhawatiran tentang krisis yang berkembang setelah pandemi virus corona Covid-19 membuat banyak orang mengalami kecemasan dan penyakit mental lainnya.
Owen O'Kane, seorang psikoterapis dan mantan pimpinan klinis NHS untuk kesehatan mental, telah membuat istilah baru untuk menggambarkan situasi ini, yakni Post Pandemic Stress Disorder (PPSD).
Menurut Owen, PPSD ini bisa menjadi masalah serius selama beberapa tahun ke depan. Kebanyakan orang pernah menderita tentang Post Trumatic Stress Disorder (PTSD), yang bisa terjadi setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis dalam hidup.
PPSD terkait langsung dengan dampak traumatis pandemi. Meskipun ini belum merupakan diagnosis resmi.
Tapi, Owen mengkhawatirkan banyak orang akan mengalami berbagai tingkat trauma selama setahun terakhir, seperti kehilangan, isolasi, penyakit, tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada orang tersayang, kegagalan bisnis, dan masalah hidup lainnya.
![Ilustrasi cemas atau khawatir [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/05/01/39246-ilustrasi-cemas-atau-khawatir.jpg)
Masalah utamanya adalah pandemi seperti sekarang ini tidak akan meminimalkan trauma. Sedangkan, peristiwa mengerikan lainnya seperti perang akan menormalkan trauma.
"Saya menduga kita akan melihat adanya peningkatan gejala yang berkaitan dengan kecemasan dan suasana hati setelah masa isolasi mandiri berkurang. Saya yakin kebanyakan gejala terkait langsung dengan trauma yang mendasar dan kami mungkin tidak cukup siap bila tak dikenali dari sekarang," kata Owen dikutip dari Metro UK.
Owen juga menjelaskan bahwa ada dua jenis trauma, yakni trauma besar yang bermanifestasi dalam PTSD dan trauma kecil yang mengakibatkan gejala depresi atau kecemasan.
Ia mengaku jumlah kasus orang dewasa dan anak-anak yang mengalami peningkatan trauma kecil tahun ini sudah tak terhitung lagi. Semua orang berada dalam situasi yang tidak pasti.
Baca Juga: CDC Buat Pedoman Baru Jaga Jarak Cukup 3 Kaki, Ini Alasannya!
Karena itu, banyak orang mengalami masalah kesehatan mental yang bisa dimengerti dan mengkhawatirkan. Sayangnya, tidak akan tindakan penanganan dan pencegahan resmi untuk masalah ini di tengah pandemi virus corona Covid-19.