Simak! Alasan Pengendalian Tembakau Penting di Tengah Pandemi Covid-19

Senin, 22 Maret 2021 | 04:05 WIB
Simak! Alasan Pengendalian Tembakau Penting di Tengah Pandemi Covid-19
Ilustrasi rokok. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peningkatan konsumsi rokok menjadi ancaman serius bagi kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut pengendalian tembakau juga wajib menjadi perhatian.

Sebab dikatakannya, perokok memiliki risiko tinggi tertular dan menularkan virus Corona.

"Saat merokok, tangan akan lebih sering bersentuhan dengan bibir, yang dapat meningkatkan risiko perpindahan virus dari tangan ke bibir," ujarnya, dalam siaran pers PJKS-UI.

Baca Juga: Bea Cukai Sita 31 Ribu Rokok Ilegal di Aceh

Di kesempatan yang sama, Dr. Renny Nurhasan, M.A, selaku peneliti dan program manager pengendalian tembakau PKJS-UI mengatakan, pengendalian tembakau sangat penting dilakukan di tengah pandemi Covid-19.

"Pandemi COVID-19 sangat berdampak terhadap aspek ekonomi masyarakat, terlebih masyarakat menengah ke bawah atau pra sejahtera yang banyak mengalami penurunan pendapatan, bahkan kehilangan pekerjaan," ungkapnya.

Kondisi ini, menurutnya membuat para keluarga sulit memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Sebab, konsumsi rokok menjadi salah satu pembelanjaan terbesar rumah tangga Indonesia saat ini.

"Hal tersebut berpengaruh terhadap kemungkinan anak mengalami stunting karena kebiasaan merokok menggeser kebutuhan utama untuk makanan, sehingga pemenuhan kuantitas dan kualitas nutrisi selama masa tumbuh kembang anak tidak tercukupi dengan baik," paparnya.

Lewat hasil studi PKJS-UI menunjukkan, anak dari orang tua yang perokok memiliki tinggi badan 0,34 cm dan berat badan 1,5 kg secara rata-rata lebih rendah dibanding anak dari orang tua yang bukan perokok.

Baca Juga: Tekan Prevalensi Perokok, Pengawasan Harga Rokok Jadi Sorotan

Melihat adanya hubungan antara perilaku merokok dan angka stunting, peluang terjadinya stunting dapat disebabkan dari kurangnya asupan nutrisi yang diterima oleh anak-anak.

Intervensi secara langsung dapat dilakukan dengan mengedukasi dan menghimbau agar kebutuhan pemenuhan gizi keluarga tetap menjadi prioritas utama, dengan menghilangkan pengeluaran yang tidak bermanfaat bahkan merugikan anggota keluarga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI