Suara.com - Kota Mumbai di India akan mewajibkan tes Covid-19 di tempat publik. Hal ini merupakan respons terhadap peningkatan kasus virus Corona yang terjadi.
Pemerintah setempat mengatakan, tes cepat ini akan dilakukan secara acak di berbagai area, seperti pusat perbelanjaan dan stasiun kereta.
Penolakan tes dianggap sebagai pelanggaran dan mendapat hukuman. Namun, pejabat Mumbai belum mengetahui tindakan secara rinci yang akan diambil jika akhirnya ada yang melanggar dan menolak tes Covid-19.
Melansir dari BBC, India telah mencatat 40.953 kasus COVID-19 baru pada hari Sabtu (20/3/2021). Tak hanya itu, total 159.000 orang telah meninggal akibat infeksi tersebut.
Baca Juga: Jasad Nelayan Terlantar 3 Jam Tunggu Tes Covid-19
Sejauh ini telah terjadi lebih dari 11,5 juta kasus infeksi virus COVID-19, dengan jumlah yang terus meningkat selama berminggu-minggu.
Belakangan, India sedang berjuang memvaksinasi populasinya sekaligus mengidentifikasi varian penyakit menular. Tak hanya itu, di bagian barat Maharstra, 2.982 orang telah tertular dalam 24 jam terakhir.
Komisioner dari otoritas lokal India mengatakan, masyarakat harus siap di tes usap setiap memasuki area di Mumbai. Tes ini akan dilakukan secara gratis, kecuali di pusat perbelanjaan dengan biaya yang ditanggung per orang.
Tes tersebut menggunakan tes antigen cepat (RAT) dengan mendeteksi keberadaan protein. Namun penelitian menunjukkan, tes ini kurang dapat diandalkan dibanding jenis tes lainnya.
Dalam beberapa minggu terakhir, Maharashtra telah menyebabkan sebagian besar infeksi baru. Diikuti negara bagian lainnya, yang telah melaporkan penualran virus COVID-19 di Kerala, Punjab, Karnataka, Gujarat, Tamil Nadu, Haryana, dan Madhya Prades.
Baca Juga: Pejabat India Ungkap 1000 Warga Myanmar 'Menyelamatkan Diri' ke Negaranya
Selain itu, beberapa daerah di India telah memberlakukan kembali pembatasan, termasuk penguncian dan penutupan restoran.