Diare Bisa Jadi Tanda Diabetes Tipe 2, Ini Hubungannya!

Jum'at, 19 Maret 2021 | 16:17 WIB
Diare Bisa Jadi Tanda Diabetes Tipe 2, Ini Hubungannya!
Ilustrasi buang air besar (Unsplash/Giorgio Trovato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Diabetes tipe 2 tidak akan menyebabkan komplikasi serius bila kadar gula darah Anda terkontrol dengan baik. Tapi, kadar gula darah ini bisa terkontrol dengan baik dibantu oleh hormon insulin yang diproduksi pankreas.

Sayangnya, hormon insulin ini kurang berfungsi baik ketika Anda menderita diabetes tipe 2. Akibatnya, kadar gula darah menjadi tidak terkontrol dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada tubuh, seperti diare.

Menurut artikel dalam jurnal JAMA, diare terkait diabetes biasanya terjadi sewaktu-waktu dan mungkin berkaitan dengan periode buang air besar normal dan sembelit.

"Kondisi ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan terjadi pada siang hari serta malam hari. Kondisi ini mungkin juga terkait dengan inkontinensia tinja," kata jurnal tersebut dikutip dari Express.

Baca Juga: Serumah dengan Anak-anak Justru Lindungi Diri dari Virus Corona, Kok Bisa?

Tapi, diare diabetes dikaitkan dengan neuropati diabetik. Neuropati diabetes adalah jenis kerusakan saraf yang dapat terjadi jika Anda menderita diabetes.

Diabetes tipe 2 (Pixabay/stevepb)
Diabetes tipe 2 (Pixabay/stevepb)

Gula darah tinggi (glukosa) dapat melukai saraf di seluruh tubuh Anda. Menurut artikel JAMA, diare akibat diabetes biasanya terkait dengan neuropati otonom.

Neuropati otonom terjadi ketika kadar gula darah tinggi merusak sistem saraf otonom, yang mengontrol jantung, kandung kemih, lambung, usus, organ seks dan mata.

Cara mengatasinya

Respons utama tubuh terhadap neuropati adalah mengendalikan kadar gula darah Anda. Solusi terbaik dan paling efektif adalah mengubah gaya hidup sehat.

Baca Juga: Terungkap Asal Usul Virus Corona dan 4 Berita Kesehatan Menarik Lainnya

Menurut Diabetes.co.uk, olahraga dapat membantu menurunkan gula darah dan jalan kaki adalah cara terbaik untuk mencapainya.

"Masuk akal bahwa olahraga lebih keras akan memiliki efek yang lebih baik dalam menurunkan gula darah. Tetapi, hal ini tidak selalu terjadi karena olahraga berat juga bisa menghasilkan respons stres yang menyebabkan tubuh meningkatkan kadar glukosa darah," jelasnya.

Meskipun olahraga berat ini benar-benar memberikan manfaat, tapi efeknya cenderung berbeda-beda pada setiap orang. Diet juga memainkan peran kunci dan ada beberapa prinsip diet umum yang harus diperhatikan.

Hal terpenting adalah Anda harus memantau asupan karbohidrat karena akan berdampak nyata pada kadar gula darah.

Guna membantu Anda menyortir karbohidrat buruk dari karbohidrat baik, Anda harus mengacu pada indeks glikemik (GI). GI adalah sistem peringkat untuk makanan yang mengandung karbohidrat.

Hasil GI ini akan menunjukkan seberapa cepat makanan memengaruhi kadar gula darah (glukosa) Anda saat makan. Karbohidrat yang dipecah dengan cepat oleh tubuh dan menyebabkan peningkatan glukosa darah dengan cepat akan memiliki peringkat GI tertinggi.

Adapun makanan yang tergolong memiliki GI tinggi meliputi gula dan makanan manis, minuman ringan, roti putih dan kentang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI