Suara.com - Layaknya pecandu narkoba, adiktif terhadap game online sama berbahayanya bagi perilaku seseorang. Terlebih jika dialami oleh anak dan remaja yang perkembangan emosinya belum stabil.
Dokter spesialis kejiwaan Rumah Sakit Jiwa Grogol, Jakarta Barat, dr. Suzy Yusna Dewi, Sp.KJ., mengatakan bahwa anak yang sudah kecanduan berat dengan game online bisa mengalami 'sakaw' saat sedang menjalani pengobatan rehabilitasi.
"Iya bisa (sakaw). Tidak seperti narkoba (sakawnya) sampai merintih-rintih kalau enggak dapat obatnya. Tapi dia sama agresifnya, bisa mukul kalau gak dapat game itu," kata dokter Suzy kepada suara.com, Kamis (18/3/2021).
Psikiater anak dan remaja itu mengatakan, perilaku agresif menjadi gejala awal anak mengalami sakaw game online. Sifat agresif itu menyebabkan anak jadi cepat marah, melawan, hingga memukul. Kemudian secara fisik bisa menyebabkannya berkeringat dingin.
Baca Juga: Wagub Jabar Pertimbangkan Larang Siswa Bawa Ponsel ke Sekolah
Sakaw tersebut bisa dialami anak ketika tengah menjalani rehabilitasi di RSJ. Sebab selama masa rehabilitasi, anak sama sekali tidak diizinkan untuk memegang ponsel. Dokter Suzy mengatakan, untuk mengatasi 'sakaw' tersebut anak akan diberikan obat tertentu untuk menstabilkan emosinya.
"Kebanyakan dikasih obat untuk mengurangi emosionalnya. Kalau enggak (diberi obat), dia enggak stabil emosinya, minta pulang, nangis-nangis," ucapnya.
Selain diberi obat, anak juga akan menjalani psikoterasi agar perilakunya kembali normal dan kembali bisa diarahkan. Menurut dokter Suzy, rata-rata dalam waktu 2-3 minggu masa rehabilitasi tingkat adiktif anak akan perlahan berkurang.
"Mereka dikasih psikoterapi, jadi dia dapat pengasuhan. Di Grogol juga banyak, bahkan kita lagi buka rehabilitasi khusus untuk kecanduan gadget. Jadi dia dibina kesadaran dirinya," kata dokter Suzy.
Baca Juga: Kronologis Aiptu Anak Agung Gde Putra Meninggal saat Jaga Jokowi di Ubud