WHO Menduga Virus Corona Berasal dari Peternakan Satwa Liar di Yunnan

Kamis, 18 Maret 2021 | 11:20 WIB
WHO Menduga Virus Corona Berasal dari Peternakan Satwa Liar di Yunnan
Virus corona (COVID-19) muncul dari permukaan sel manusia, credit: NIAID-RML
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah penyelidikan selama berbulan-bulan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan bahwa peternakan satwa liar di China kemungkinan menjadi sumber pandemi Covid-19.

Lokasi peternakan liar ini berada di sekitar provinsi Yunnan, China Selatan. Kemungkinan besar, perternakan ini yang memasok hewan ke pedagang di Pasar Basah Huanan di Wuhan.

Menurut ahli ekologi penyakit sekaligus tim WHO yang melakukan perjalanan ke China, Peter Daszak, bisa saja beberapa dari hewan liar tersebut tertular SARS-CoV-2 dari kelelawar di daerah tersebut.

WHO diperkirakan akan merilis temuannya dalam laporan dalam beberapa minggu mendatang, lapor Live Science.

Baca Juga: Penjelasan Rina Nose Disebut Tak Percaya Covid-19 Tapi Positif Corona

Pada Januari, tim ahli WHO melakukan perjalanan ke China untuk menyelidiki asal-usul pandemi virus corona.

Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]
Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]

Selama penyelidikan, mereka telah membuktikan teori konspirasi tentang virus yang berasal dari laboratorium Wuhan tidaklah benar.

Konsensus umum di antara para ilmuwan adalah bahwa virus corona telah menyebar di kelelawar dan melompat ke manusia kemungkinan melalui spesies perantara.

Inilah yang ditemukan oleh tim investigasi WHO, bahwa virus kemungkinan ditularkan dari kelelawar di China selatan ke hewan di peternakan satwa liar, kemudian ke manusia.

Peternakan satwa liar adalah bagian dari proyek yang telah dipromosikan pemerintah China selama 20 tahun untuk mengangkat penduduk pedesaan keluar dari kemiskinan dan menutup kesenjangan pedesaan-perkotaan.

Baca Juga: Virus Corona B117 Masuk Bogor, Bupati Imbau Warga Bogor Tak ke Luar Negeri

"Mereka mengambil hewan eksotis, seperti musang, landak, trenggiling, anjing rakun dan tikus bambu, dan mereka membiakkannya di penangkaran," kata Daszak.

Tetapi pada Februari 2020, China menutup peternakan itu. Kemungkinan pemerintah China sudah mengira bahwa itu adalah bagian dari jalur transmisi dari kelelawar ke manusia.

Pemerintah mengirimkan instruksi kepada peternak tentang bagaimana mengubur, membunuh atau membakar hewan dengan cara yang tidak menyebarkan penyakit.

Namun, WHO belum mengetahui hewan apa yang membawa virus dari kelelawar ke manusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI