Fasyankes Terganggu Akibat Covid-19, 228,000 Anak Asia Tenggara Meninggal

Kamis, 18 Maret 2021 | 08:18 WIB
Fasyankes Terganggu Akibat Covid-19, 228,000 Anak Asia Tenggara Meninggal
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Shvet)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 berdampak nyaris ke seluruh kelompok masyarakat. Namun, dari semuanya, kelompok anak dan perempuan disebut jadi yang lebih rentan.

Laporan terbaru PBB menyatakan, gangguan pelayanan kesehatan telah menyebabkan kematian sebesar 239.000 orang, yang terjadi pada ibu dan anak di kawasan Asia Selatan. Angka kematian ini terjadi di negara Afghanistan, Nepal, Bangladesh, India, Pakistan, dan Sri Lanka.

Temuan laporan tersebut, perempuan, anak-anak, dan remaja paling rentan terinfeksi Covid-19. Selain itu, kawasan Asia Selatan juga melaporkan, hampir 13 juta kasus kematian terjadi sebanyak 186.000 orang.

AKibat pandemi, negara kawasan Asia Selatan mulai melakukan pembatasan yang ketat. Sementara rumah sakit, apotek, dan toko grosir tetap buka.

Baca Juga: Pemkab Jember: Rekanan Penunggak Pajak Ditagih Segera Bayar

Ilustrasi anak pakai masker. (Shutterstock)
Ilustrasi anak pakai masker. (Shutterstock)

Laporan Direct and Indirect Effects of Covid-19 Pandemic and Response in South Asia, meneliti strategi pemerintah terhadap perawatan kesehatan dan layanan sosial, termasuk sekolah dan ekonomi.

Melansir dari BBC, diperkirakan 228.000 kematian bertambah pada anak balita di enam negara, yang terjadi akibat penghentian imunisasi. Jumlah anak tersebut dirawat karena kekurangan gizi yang menurun lebih dari 80 persen, yang terjadi di negara Bangladesh dan juga Nepal.

Selain itu, imunisasi anak juga menurun sebesar 35 persen dan 65 persen, yang terjadi di negara India dan Pakistan. Lalu diikuti pada kematian anak yang naik di India pada tahun 2020, yaitu sebesar 15,4 persen dan Bangladesh sebesar 13 persen.

Sri Lanka juga mengalami kematian pada ibu secara tajam, yaitu sebesar 21,5 persen yang diikuti Pakistan sebesar 21,3 persen.

Sekitar 3,5 juta, diperkirakan telah terjadi adanya kehamilan yang tidak diinginkan, termasuk 400.000 di antara remaja karena tidak ada akses alat kontrasepsi.

Baca Juga: IBL Laporkan Satu Kasus Baru, Wasit Positif COVID-19

Negara India masih berjuang melawan lonjakan infeksi COvid-19. Selain itu, gangguan layanan kesehatan telah memengaruhi bagi orang yang menderita penyakit lain, dengan tambahan kematian sebesar 5.943 remaja yang tidak dirawat karena menderita tuberkulosis, malaria, tifus, dan HIV/AIDS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI