Peneliti: Virus Ebola Bisa 'Menetap' di Tubuh Penyintas selama 5 Tahun

Rabu, 17 Maret 2021 | 11:35 WIB
Peneliti: Virus Ebola Bisa 'Menetap' di Tubuh Penyintas selama 5 Tahun
Ilustrasi Ebola. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berdasarkan analisis baru, menunjukkan orang-orang yang selamat dari  wabah Ebola di Afrika Barat antara 2014 hingga 2016 mungkin menyimpan virus selama lima tahun sebelum ditularkan ke orang lain dan memicu wabah baru di Guinea, yang saat ini sedang terjadi.

Ilmuwan mengetahui bahwa virus Ebola dapat bersembunyi di tubuh orang yang selamat, terutama di area 'istimewa' di tubuh yang sistem kekebalannya kurang aktif, seperti di bola mata atau testis.

Artinya, orang tersebut dapat menularkan virus beberapa waktu setelah sembuh dari infeksi, dan dalam kesempatan langka, mereka dapat menularkannya ke orang lain. Tercatat waktu terlama penularan virus Ebola dari seseorang adalah 500 hari, lapor Live Science.

Analisis terbaru menunjukkan virus Ebola juga dapat bersembunyi lebih lama dari waktu tersebut dan mungkin memiliki kemampuan untuk memicu wabah baru.

Baca Juga: Profesor Ungkap Tanaman Obat Virus Corona Ada dalam Alquran

Untuk menganalisis wabah Ebola di Guinea yang sudah menginfeksi 18 orang dan menewaskan sembilan orang, Kementerian Kesehatan Guinea mengirimkan tiga sampel varian saat ini ke laboratorium Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Institut Pasteur de Dakar, Senegal.

Seorang pria di Kongo diberi vaksin anti Ebola oleh salah satu petugas medis. (AFP)
Seorang pria di Kongo diberi vaksin anti Ebola oleh salah satu petugas medis. (AFP)

Di sana, peneliti mengurutkan sampel untuk mencari tahu gen yang tepat yang membentuk genomnya, dan kemudian membandingkan dengan varian virus Ebola sebelumnya.

Mereka menemukan varian saat ini sangat mirip dengan varian Makona yang menyebar pada 2014 silam.

"Faktanya, varian baru hanya memiliki sekitar 12 perbedaan genetik, yang jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan," tulis peneliti dalam analisis yang dipublikasi di forum diskusi Virological.org, Jumat (12/3/2021). Namun ini belum ditinjau sejawat.

Memiliki skenario yang berbeda dengan virus lainnya, peneliti mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Baca Juga: Joe Biden Ingin AS Bebas dari Virus Corona Pada Hari Kemerdekaan 4 Juli

Pakar penyakit menular di Vanderbilt University, William Schaffner, mengatakan jika penyintas Ebola masih memiliki virus di dalam tubuhnya dapat memicu wabah baru, kemungkinan memvaksinasi sebagian besar masyarakat Afrika bisa menjadi solusinya.

Saat ini ada vaksin yang disetujui untuk melawan Ebola, tetapi ini hanya digunakan ketika suatu wilayah menghadapi wabah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI