Suara.com - Pakar uji keamanan vaksin dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bertemu pada hari Selasa (16/3/2021) untuk meninjau vaksin Covid-19 AstraZeneca. Hal itu dilakukan setelah beberapa negara Eropa menghentikan penggunaannya.
Seperti banyak diberitakan sebelumnya, sempat dilaporkan terjadi kasus pembekuan darah pada mereka yang menerima vaksin Covid-19 AstraZeneca di Eropa. Namun, para ahli mengatakan, jumlah tersebut sesuai dengan tingkat yang dilaporan dalam populasi umum.
Dilansir dari BBC, dengan adanya tinjauan ini diharapkan akan ada keputusan terkait penggunaan vaksin lanjutan Oxford-AstraZeneca pada hari Kamis.
Sekitar 17 juta orang di Uni Eropa dan Inggris telah menerima satu dosis vaksin, dengan 40 kasus yang kurang pada pembekukan darah yang dilaporkan pekan lalu.
Baca Juga: Usai Ada Vaksin Covid-19, Menhub Klaim Banyak Warga Ngebet Mudik Lebaran
Negara lain termasuk Austria, telah menghentikan penggunaan obat tertentu sebagai pencegahan. Namun, di negara Belgia, Polandia, Republik Ceko dan Ukraina, akan terus memberi vaksin AstraZeneca.
Selain itu, di negara Thailand, perdana Menteri Prayuth Chan-ocha menjadi orang pertama yang menerima vaksin AstraZeneca. Hal ini dilaporkan bahwa bersama anggota kabinet lainnya, akan menerima suntik vaksin pada hari Jumat.
WHO kini sedang menyelidiki laporan mengenai pembekuan darah. Pada hari Senin, seorang juru bicara mengatakan tidak ada bukti insiden tersebut yang berhubungan dengan vaksin.
“Setelah WHO memperoleh pemahaman terkait peristiwa ini, temuan dan perubahan yang tidak mungkin terjadi akan segera dilaporkan kepada publik,” ungkap juru bicara WHO, Christian Lindmeier.
Selain itu, vaksin AstraZeneca tidak ada bukti peningkatan risiko pembekuan darah akibat vaksin.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 ditolak Banyak Negara, AstraZeneca Akhirnya Angkat Bicara