Vaksin AstraZeneca Diduga Picu Pembekuan Darah, Ahli Sebut Itu Kebetulan!

Selasa, 16 Maret 2021 | 13:07 WIB
Vaksin AstraZeneca Diduga Picu Pembekuan Darah, Ahli Sebut Itu Kebetulan!
Ilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belakangan, vaksin Covid-19 AstraZeneca diduga bisa menyebabkan pembekuan darah pada beberapa orang. Sehingga beberapa negara pun menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca, seperti Thailand dan Denmark.

Tapi, Dr Hilary Jones, mengatakan bahwa kejadian pasien yang mengalami pembekuan darah setelah suntik vaksin AstraZeneca hanya kebetulan.

Badan Pengatur Produk Kesehatan dan Obat-obatan Inggris (MHRA), mengaku tidak melihat adanya peningkatan jumlah kasus pembekuan darah dari biasanya.

Pihak AstraZeneca juga telah menegaskan bahwa vaksin buatannya aman setelah melakukan peninjauan terhadap 17 juta dosis. Mereka juga tidak menemukan hubungan antara vaksin AstraZeneca dengan risiko pembekuan darah yang tinggi.

Direktur Oxford Vaccine Group, Andrew Pollard pun mengatakan pembekuan darah ini masih terjadi di waktu-waktu normal.

Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)

"Di Inggris sendiri, kami melihat ada sekitar 3.000 kasus pembekuan darah terjadi setiap bulannya. Jadi, kasus ini memang tetap ada di tengah kampanye vaksin Covid-19. Tapi, bukan berarti vaksin telah menyebabkan pembekuan darah," jelas Andrew Pollard dikutip dari The Sun.

Sejauh ini, lebih dari 24 juta orang dewasa di Inggris telah menemukan suntikan pertama vaksin Oxford/AstraZeneca atau vaksin Pfizer/BioNTech dan lebih dari 1,5 juta telah menerima suntikan vaksin Covid-19 kedua.

Dr Hilary juga berusaha meyakinkan kepada semua masyarakat bahwa keputusan pejabat kesehatan Belanda menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca karena kekehawatirannya terhadap kasus pembekuan darah.

"Kami meyakini ini hanya sebuah kebetulan. Karena, obat, vaksin atau obat hemopati dan herbal memang bisa menyebabkan efek samping yang harus diselidiki," katanya.

Baca Juga: Varian Baru Virus Corona, Ini Pesan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kaltim

Setelah melakukan penyelidikan, Dr Hilary mengatakan bahwa beberapa negara mulai dari Norwegia, Irlandia dan semua negara Uni Eropa dan Inggris telah melaporkan peningkatan kasus pembekuan darah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI