Gejala Long Covid Lain yang Perlu Diperhatikan: Distorsi Bau atau Parosmia

Selasa, 16 Maret 2021 | 10:27 WIB
Gejala Long Covid Lain yang Perlu Diperhatikan: Distorsi Bau atau Parosmia
Ilustrasi indera penciuman. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Infeksi virus corona Covid-19 dapat menyebabkan gejala berkepanjangan meski sudah sembuh dari penyakit tersebut. Mulai dari disapnea atau sesak napas hingga kelelahan.

Kini, peneliti menemukan gejala long Covid baru yang berkaitan dengan indera penciuman, yakni distorsi bau yang dikenal sebagai parosmia.

"Sementara anosmia adalah hilangnya penciuman total dan hiposmia adalah penurunan indera penciuman, parosmia adalah perubahan indera penciuman," kata Seth Lieberman, MD, asisten profesor di departemen otolaringologi di NYU Langone Health.

Dilansir Health, penderita parosmia mengatakan segala sesuatu berbaru tidak sedap, bahkan busuk atau menjijikkan.

Baca Juga: Berkurang Terus, RSD Wisma Atlet Kini Rawat 2.807 Pasien Positif Covid-19

"Sepotong buah mungkin dapat berbau seperti bahan kimia, atau bahkan lebih buruk, seperti kotoran," sambung Lieberman.

INFOGRAFIS: 4 Bahan untuk Latih Penciuman saat Alami Anosmia
INFOGRAFIS: 4 Bahan untuk Latih Penciuman saat Alami Anosmia

Peneliti menduga parosmia hanya muncul pada beberapa orang yang mengalami gejala anosmia dan terjadi setelah sembuh dari Covid-19 atau selama masa pemulihannya.

"Hal ini diyakini karena dampak infeksi pada kemampuan saraf penciuman untuk menafsirkan bau dan aroma, dan dapat dilihat sebagai akibat dari jenis infeksi virus lainnya," jelas Charles Bailey, MD, direktur medis untuk pencegahan infeksi di Providence Mission Hospital and Providence St. Joseph Hospital in Orange County, California.

Kebanyakan orang pulih dari parosmia dalam dua hingga empat minggu, tetapi sebagian besar (diperkirakan sekitar 10%) mengembangkan parosmia dalam beberapa bulan. Pada beberapa orang kondisi ini permanen.

"Data jangka panjangnya kurang, jadi kita belum tahu prevalensi gangguan permanennya," jelas Bailey.

Baca Juga: Ada 1.646 Kasus Perceraian di Kota Balikpapan, Menurun Karena Covid-19

Bailey menambahkan bahwa pemulihan indera penciuman tampaknya bergantung pada pertumbuhan kembali saraf. Artinya, hanya sedikit perawatan untuk mempercepat proses penyembuhan.

Satu-satunya pengobatan yang terbukti efektif untuk masalah ini adalah pelatihan penciuman, yakni dengan memaparkan hidung ke berbagai bau dan aroma.

Dokter juga akan memberikan kortikosteroid intranasal atau pengobatan lain, seperti suplemen omega-3 dan steroid oral, tetapi Lieberman mengatakan tidak ada bukti untuk kefektifannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI