Suara.com - Sejumlah negara di Uni Eropa menghentikan suntikan vaksin AstraZeneca, termasuk Indonesia. Namun Australia memastikan akan tetap melanjutkan proses vaksinasi menggunakan vaksin tersebut.
Mengutip Channel News Asia, Selasa (16/3/2021), Bendahara Australia Josh Frydenberg memastikan akan melanjutkan proses vaksinasi, usai Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan vaksin yang diteliti Oxford University itu efektif dan aman digunakan.
"Jadi kami akan terus melanjutkan penyuntikan proses vaksinasi AstraZeneca," ujar Frydenberg.
Australia tetap berpegang teguh pada arahan WHO, meskipun Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Portugal, dan Siprus menunda vaksin AstraZeneca sementara waktu, usai adanya laporan pembekuan, penggumpalan, dan jumlah trombosit darah yang rendah.
Baca Juga: Sukseskan Vaksinasi Virus Corona, RI Tambah 426 Juta Vaksin COVID-19
Pemerintah Indonesia kemarin, Senin (15/3/2021), menunda penggunaan vaksin covid-19 merek AstraZeneca di Indonesia, setelah mendapat laporan efek samping penggumpalan darah di sejumlah negara.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Penny K. Lukito, menyebut bahwa saat ini pemerintah masih menunggu hasil pemeriksaan Badan Kesehatan Dunia (WHO), Badan Pengawas Obat Inggris (MHRA), dan Otoritas Kesehatan Eropa (EMA).
"Untuk kehati-hatian, kami masih dalam proses berkomunikasi dengan WHO dan SAGE. Kemudian, hasil komunikasi tersebut akan dibahas tim lintas sektor. Tentunya juga dengan Kemenkes, untuk diputuskan soal penggunaan AStraZenca dalam vaksinasi nasional. Harapannya tidak terlalu lama," kata Penny dalam Rapat Kerja di Komisi IX DPR RI, Jakarta, Senin (15/3/2021).
Sementara itu WHO menegaskan tidak ada kematian yang berhubungan langsung dengan vaksin AstraZeneca, sehingga orang tidak perlu panik.
Australia rencananya akan memvaksinasi sebanyak 25 juta orang dengan vaksin AstraZeneca. Mengingat saat ini Australia sudah memperoleh sebanyak 54 juta dosis, dimana 50 juta dosis di antaranya akan diproduksi oleh perusahaan farmasi lokal Australia pada akhir Maret 2021 mendatang.
Baca Juga: Sudah Divaksin Tapi Belum Terima Sertifikat Digital? Ini Kata Kominfo
Australia juga memulai program vaksinasi Covid-19 secara nasional baru pada Februari 2021 lalu, lebih lambat dibanding Indonesia dan negara lain yang sudah mulai program vaksinasi pada Januari 2021.
Negeri Paman Sam itu juga memulai program vaksinasinya menggunakan vaksin AstraZeneca. Rencananya juga target Australia adalah memvaksinasi 1 juta orang per minggu pada awal April 2021, saat stok vaksin lokal sudah tersedia.