Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara lain untuk terus melakukan vaksinasi Covid-19, setelah beberapa negara Uni Eropa menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca-Oxford sementara.
Penundaan ini akibat adanya laporan pembekuan darah tidak normal atau tromboemboli vena pada beberapa orang yang menerima vaksin. Namun, AstraZeneca menyebut belum ada bukti dari efek samping ini.
Karena laporan tromboemboli, negara seperti Jerman, Prancis, hingga Irlandia, menunda vaksinasi sebagai bentuk pencegahan selama penyelidikan dilakukan.
Namun, para ahli mengatakan jumlah kasus pembekuan darah ini tidak melebihi yang biasanya terjadi di populasi umum.
Baca Juga: Sukseskan Vaksinasi Virus Corona, RI Tambah 426 Juta Vaksin COVID-19
Juru bicara WHO Christian Lindmeier mengatakan mereka sedang menyelidiki laporan tersebut.
"Segera setelah WHO memperoleh pemahaman penuh tentang peristiwa tersebut, temuan dan setiap perubahan, yang tidak mungkin terjadi, pada rekomendasi saat ini akan segera dikomunikasikan kepada publik," kata Lindmeier, dilansir BBC.
Ia melanjutkan bahwa hingga kini belum ada bukti bahwa kasus pembekuan darah tersebut disebabkan oleh vaksin. Karenanya, sangat penting untuk meneruskan kampanye vaksinasi.
European Medicines Agency (EMA) saat ini juga sedang melakukan peninjauan terhadap insiden tersebut. Tetapi mereka mengatakan vaksin AstraZeneca masih bisa terus diberikan.
Regulator obat-obatan Inggris pun mengatakan bahwa bukti tidak menunjukkan suntikan vaksin menyebabkan pembekuan darah. Mereka pun meminta masyarakat Inggris untuk tetap vaksinasi.
Baca Juga: Menkes Budi Tegaskan Kartu Vaksinasi Covid Tak Bisa jadi Syarat Perjalanan
"Ada bukti yang sangat meyakinkan bahwa tidak ada peningkatan fenomena pembekuan darah di Inggris, di mana sebagian besar dosis telah diberikan sejauh ini," tandas Andrew Pollard, direktur kelompok vaksin Oxford yang mengembangkan suntikan Oxford-AstraZeneca.