Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara-negara di dunia tidak menghentikan kampanye vaksinasi Covid-19, meski ada beberapa negara yang menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca karena khawatir akan keamanan.
Penundaan pemakaian AstraZeneca itu terjadi setelah ada laporan penerima vaksin di Denmark dan Norwegia mengalami pembekuan darah setelah disuntik.
Selain itu, jumlah trombosit juga menjadi rendah setelah divaksin AstraZeneca.
Setelah itu, Islandia dan Bulgaria menyatakan menunda penggunaan vaksin buatan Inggris tersebut. Sementara Austria dan Italia berhenti menggunakan batch tertentu.
Baca Juga: Sudah Divaksin Tapi Belum Terima Sertifikat Digital? Ini Kata Kominfo
Disusul Irlandia dan Belanda yang mengumumkan penangguhan juga pada Minggu (14/3). Kemudian Indonesia juga hari ini baru menyatakan menunda penggunaan vaksin AstraZeneca.
Meski demikian, Prancis, Jerman, dan Inggris mengatakan tidak khawatir untuk tetap menggunakan vaksin AstaZeneca.
WHO mengatakan bahwa panel penasehatnya sedang meninjau laporan terkait dengan suntikan vaksin itu dan akan merilis temuannya sesegera mungkin.
Tetapi dikatakan tidak mungkin mengubah rekomendasi penggunaan darurat yang telah dikeluarkan pada bulan lalu, untuk penggunaan luas, termasuk di negara-negara yang terdapat varian virus Afrika Selatan dan dapat mengurangi kemanjurannya.
"Sampai hari ini, tidak ada bukti bahwa insiden tersebut disebabkan oleh vaksin dan penting agar kampanye vaksinasi terus berlanjut sehingga kami dapat menyelamatkan nyawa dan membendung penyakit parah dari virus tersebut," kata juru bicara WHO Christian Lindmeier dikutip Channel News Asia.
Baca Juga: Indonesia Tunda Pemakaian Vaksin AstraZeneca, Ini Alasan BPOM
Suntikan AstraZeneca termasuk yang pertama dan termurah untuk dikembangkan dan diluncurkan dalam jumlah besar sejak virus corona pertama kali diidentifikasi di China tengah pada akhir 2019.
Vaksin itu juga disebut akan menjadi andalan program vaksinasi di banyak negara berkembang.
WHO telah mengatakan, tidak ada indikasi kejadian tersebut disebabkan oleh vaksinasi. European Medicines Agency (EMA) juga menyatakan bahwa jumlah pembekuan darah yang dilaporkan tidak lebih tinggi daripada yang terlihat pada populasi umum.