Suara.com - Sama-sama bisa menyebabkan kebutaan, penyakit glaukoma berbeda dengan katarak. Ditinjau dari dampak jangka panjangnya, kebutaan akibat glaukoma bisa permanen. Ini berbeda dari katarak yang masih bisa disembuhkan.
"Glaukoma merupakan penyebab kebutaan terbanyak kedua di dunia, tetapi merupakan penyebab kebutaan pertama yang irreversible. Artinya, bila pasien sudah sampai tahap kebutaan, dia tidak akan kembali lagi. Berbeda dengan katarak, kalau buta karena katarak, setelah operasi Insyaallah penglihatannya akan baik lagi kalau tidak ada masalah apa-apa," jelas dokter spesialis mata dr. Maula Rifada, Sp.M(K)., saat siaran Radio Kesehatan Kemenkes, Senin (15/3/2021).
Pasien glaukoma sebenarnya juga tidak akan serta merta langsung mengalami kebutaan. Dokter Maula mengatakan bahwa ada proses panjang yang terjadi sampai akhirnya pasien menjadi buta. Tetapi jika penyakit glaukoma yang diderita sudah pada tahap kebutaan, maka ini akan jadi permanen.
"Itu yang jadi masalah besar dari glaukoma, karena masih belum banyak yang mengetahui. Berbeda dengan katarak yang mungkin sudah lebih populer," imbuh dokter Maula.
Baca Juga: Pasien Covid-19 Alami Penyakit Mata Langka yang Menyebabkan Kebutaan
Untuk meningkatkan kewaspadaan publik terhadap glaukoma, Asosiasi Glaukoma Dunia dan Asosiasi Pasien Glaukoma di dunia menginisiasi adanya World Glaukoma Week yang diperingati setiap minggu kedua bulan Maret.
"Kebetulan tahun ini jatuhnya minggu lalu, 7 sampai 13 Maret 2021. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit glaukoma dengan harapan bila memang sudah mengetahui dan waspada, angka kebutaan karena glaukoma bisa diturunkan atau dicegah," ucapnya.
Dokter di rumah sakit mata Cicendo itu menyampaikan bahwa diperkirakan pada 2023 prevalensi glaukoma di dunia mencapai 76 juta orang. Kemungkinan akan meningkat pada 2040 menjadi sekitar 111 juta orang di dunia.
Sementara di Indonesia sendiri, glaukoma masih menjadi tiga besar penyebab kebutaan setelah katarak dan kelainan retina. "Sehingga kewaspadaan dan pengetahuan terhadap glaukoma harus terus ditingkatkan," pungkas dokter Maula.
Baca Juga: Banyak Pasien Diabetes Tak Sadar Mengalami Kerusakan Mata