Suara.com - Para ilmuwan di China telah menemukan virus baru dalam kelelawar yang 94,5 persen identik dengan virus corona Covid-19.
Mereka mengatakan temuan ini memperkuat pentingnya melacak virus dari hewan yang berpotensi menyebar ke manusia.
Sebelumnya, para ilmuwan memperkirakan bahwa kita bisa menghadapi pandemi serupa setiap lima tahun yang kemungkinan disebabkan oleh penyakit zoonosis, yakni ketika infeksi virus berpindah dari hewan ke manusia.
Ancaman virus tak dikenal yang bisa ditularkan ke manusia dan berpotensi menyebabkan epidemi meluas dikenal sebagai penyakit X oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga: Kasus Pertama, Varian Baru Virus Corona Brasil Ditemukan di Washington
Dalam hal ini, kelelawar dikenal sebagai inang berbagai virus yang bisa menyebabkan penyakit parah pada manusia.
Adapun virus dari kelelawar yang terakhir diidentifikasi ini disebut RpYN06, yang memiliki genetika hampir sama keseluruhannya dengan SARS-CoV-2, yakni virus yang menyebabkan Covid-19.
Penemuan ini dibuat oleh para ilmuwan di Universitas Kedokteran Pertama Shandong & Akademi Ilmu Kedokteran Shandong di Taian, China.
Mereka mengatakan RpYN06 adalah kerabat terdekat yang pernah ditemukan dengan beberapa gen individu dalam susunan Covid-19.
Tapi, sejauh ini belum ditemukan virus dari kelelawar yang mirip Covid-19 ini memiliki protein lonjakan yang sama dengan SARS-CoV-2 atau tidak. Protein lonjakan adalah struktur di luar virus yang digunakannya untuk mengikat sel manusia.
Baca Juga: Cegah Muka dari Corona, Produk Kosmetik Lokal Ini Luncurkan Face Sanitizer
Tim di Tiongkok melihat genetika 411 sampel yang dikumpulkan dari 23 spesies kelelawar di provinsi Yunnan di Tiongkok selama 2019 dan 2020. Mereka menemukan ada empat virus terkait SARS-CoV-2, termasuk RpYN06.
"Ada tiga virus corona terkait SARS-CoV-2 lainnya hampir identik secara berurutan," jelas peneliti dikutip dari The Sun.
Ilmuwan, yang dipimpin oleh Weifeng Shi, mengatakan kerabat SARS-CoV-2 beredar di spesies satwa liar di wilayah geografis yang luas di Asia Tenggara dan China Selatan.
Mereka mengatakan temuannya menyoroti keragaman virus kelelawar yang luar biasa. Tapi, mereka memperingatkan bahwa upaya pengawasan lebih lanjut harus mencakup hewan liar yang lebih luas di wilayah ini untuk membantu melacak virus dari hewan ke manusia.
Selain RmYN02, para peneliti juga menemuka virus corona lain yang terkiat erat dengan Covid-19 pada kelelawar di Thailand Timur.
Virus itu disebut RacCS203 yang 91,5 persen kode genetiknya identika dengan virus penyebab Covid-19. Virus ini juga kerabat dekat dengan RmYN02.
Namun, para ilmuwan dari Universitas Chulalongkorn di Bangkok mengatakan virus tersebut diperkirakan tidak dapat menginfeksi manusia. Karena, virus itu tidak bisa mengikat sel-sel dalam tubuh.
Saat ini mereka beranggapan bahwa virus itu harus mengubah bentuknya atau bermutasi supaya bisa menginfeksi spesies lain atau manusia secara efektif.