Sudah Pernah Terinfeksi Corona? Mungkin Anda Hanya Butuh Satu Dosis Vaksin

Sabtu, 13 Maret 2021 | 15:16 WIB
Sudah Pernah Terinfeksi Corona? Mungkin Anda Hanya Butuh Satu Dosis Vaksin
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jika sudah pernah terinfeksi Covid-19, mungkin Anda hanya perlu mendapatkan satu suntikan vaksin Pfizer atau Moderna. Satu suntikan mungkin cukup untuk melindungi dari infeksi Covid-19 di masa mendatang.

"Kami menunjukkan bahwa respons antibodi terhadap dosis vaksin pertama pada orang dengan kekebalan yang sudah ada sebelumnya sama dengan atau bahkan melebihi respons pada orang yang tidak terinfeksi setelah dosis kedua," kata rekan penulis studi Dr. Viviana Simon. Dia seorang profesor di departemen mikrobiologi dan kedokteran di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York City seperti yang dikutip dari Medicinenet.

"Oleh karena itu, kami percaya bahwa satu dosis vaksin sudah cukup bagi orang yang telah terinfeksi SARS-CoV-2 untuk mencapai kekebalan," kata Simon dalam rilis berita sekolah.

Melansir dari Medicinenet, kontak dengan virus SARS-CoV-2 sudah mengaktifkan respons sistem kekebalan tubuh manusia. Tetapi apakah itu cukup untuk melupakan satu dosis vaksin dua dosis yang baru?

Baca Juga: Isu Penggumpalan Darah, Satgas Jelaskan Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Untuk mengetahuinya, kelompok Simon membandingkan 109 orang dengan dan tanpa infeksi virus corona sebelumnya yang menerima dua dosis vaksin.

Dalam beberapa hari setelah menerima dosis pertama, tingkat produksi antibodi 10-20 kali lebih tinggi pada orang yang sebelumnya terinfeksi dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah terinfeksi.

Ilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay)
Ilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay)

Setelah dosis kedua, produksi antibodi 10 kali lebih tinggi pada orang yang sebelumnya terinfeksi dibandingkan mereka yang tidak memiliki riwayat infeksi.

"Faktanya, dosis pertama pada orang yang pernah terinfeksi secara imunologis menyerupai dosis kedua pada orang yang belum terinfeksi," kata rekan penulis studi Florian Krammer, seorang profesor mikrobiologi, dalam rilisnya.

Penemuan ini diuraikan dalam sebuah surat kepada editor yang diterbitkan 10 Maret di New England Journal of Medicine.

Baca Juga: EMA: Alergi Parah Perlu Dimasukkan Sebagai Efek Samping Vaksin AstraZeneca

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI