Tidak Sadar, Revenge Bedtime Procrastination Mungkin Sering Anda Lakukan

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Jum'at, 12 Maret 2021 | 20:41 WIB
Tidak Sadar, Revenge Bedtime Procrastination Mungkin Sering Anda Lakukan
Ilustrasi pengguna media sosial (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Idealnya saat sudah masuk waktu tidur, seseorang harusnya sudah mematikan semua gadget, bahkan lampu kamar untuk bersiap terlelap. Namun seringnya, mata malah masih terpaku pada media sosial dan menunda tidur.

Tahukah Anda bahwa penolakan untuk menutup mata saat Anda tahu seharusnya sudah tidur adalah fenomena psikologis aktual yang disebut "balas dendam penundaan waktu tidur" atau revenge bedtime procrastination.

Dikutip darii Health, istilah "penundaan sebelum tidur" pertama kali muncul dalam sebuah penelitian tahun 2014 dari Belanda. Dengan tambahan "balas dendam", istilah ini mulai muncul di internet di China pada tahun 2016.

Istilah ini akhirnya diperkenalkan ke penutur bahasa Inggris musim panas lalu oleh penulis Daphne K. Lee, yang mendefinisikannya di Twitter sebagai "fenomena di mana orang yang tidak memiliki banyak kendali atas kehidupan siang hari mereka menolak untuk tidur lebih awal untuk mendapatkan kembali rasa kebebasan selama jam-jam larut malam."

Baca Juga: Bukan Cuma Bikin Sakit, Insomnia Juga Bisa Turunkan Kualitas Hidup Loh

Tidur adalah keterampilan bertahan hidup yang mendasar dan terprogram pada manusia, kata Abhinav Singh, MD, seorang dokter tidur dan direktur medis dari Indiana Sleep Center di Greenwood, Indiana, kepada Health.

Ilustrasi bermain gadget. (pixabay/StockSnap)
Ilustrasi bermain gadget. (pixabay/StockSnap)

"Orang melihat tidur seolah-olah hanya untuk otak seperti, jika saya hanya menutup mata, saya akan bangun dengan segar, tidak menyadari bahwa itu masalah kepala sampai kaki," kata Singh.

Padahal kurang tidur akan memengaruhi memori kerja dan terkait erat dengan masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. Sebuah tinjauan ilmiah sebenarnya menemukan bahwa orang yang mengalami insomnia memiliki risiko dua kali lipat terkena depresi dibandingkan mereka yang tidak memiliki masalah tidur.

Kurang tidur juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang empat kali lebih mungkin terkena flu jika tidur kurang dari enam jam semalam. 

"Tidur kronis kurang dari enam jam (per malam) memberi Anda kemungkinan kematian tiga sampai lima kali lebih tinggi dalam lima tahun ke depan. Saya mengerti, ingin waktu ekstra untuk mengejar ketinggalan, tetapi Anda membayar harga untuk itu," lanjutnya.

Baca Juga: Nekat Terjang Banjir, Vespa Tua Ini Jadi Sorotan Warganet

Lantas bagaimana menghentikan kebiasaan tak sehat ini?

Tidur adalah sebuah proses. Jadi alih-alih mencoba langsung tidur setelah mematikan gadget, lakukanlah persiapan dahulu seperti membuat tubuh lebih santai. Anda bisa membaca beberapa halaman buku, melakukan peregangan hingga menyalakan lilin aroma terapi.

Selain itu, fungsikan tempat tidur hanya untuk tidur, bukan untuk bekerja. Tentunya, konsistensi adalah kuncinya. "Setel alarm untuk waktu tidur yang memberi Anda waktu istirahat yang cukup setiap hari dalam seminggu," saran Cralle dan patuhi itu. " kata Terry Cralle, RN, pakar tidur bersertifikat dari Better Sleep Council.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI