Suara.com - Sejumlah tenaga pendidik beberapa waktu lalu dikabarkan telah menerima vaksin Covid-19. Dengan dilakukannya vaksin tersebut Presiden Joko Widodo berharap kegiatan sekolah tatap muka kembali dilaksanakan pada Juli 2021.
Namun, kabar itu membuat banyak orangtua khawatir dan bimbang. pasalnya hingga kini angka Covid-19 di Indonesia masih belum melandai.
Untuk itu, dalam keterangan yang diterima Suara.com, Jumat, (12/3/2021), Tenaga Ahli Menteri Kesehatan bidang Penanganan Pandemi, dr. Andani Eka Putra memberikan saran kepada orangtua.
Salah satunya dengan menyiapkan edukasi protokol kesehatan bagi anak-anak ketika sekolah kembali dibuka. Sering kali anak-anak dan remaja enggan memahami risiko yang dihadapi ketika tertular Covid-19.
Baca Juga: Kamboja Laporkan Kematian Pertama Akibat Covid-19
Ia menjelaskan, orangtua dan guru harus mengingatkan anak-anak memenuhi protokol kesehatan, karena efektivitas vaksin masih belum diketahui jelas hasilnya. Jadi protokol kesehatan menjadi hal yang tak kalah penting untuk menghindari penularan virus.
“Kalau sekolah tatap muka dibuka yang berisiko itu kan guru-guru yang sudah lanjut usia, orangtua, kakek dan nenek di rumah yang usianya sudah menua dan rentan. Jadi berikan mereka edukasi, kasih tahu juga ini demi keselamatan ibu dan bapaknya,” kata dia.
Pengawasan ketat pun harus dilakukan baik itu di dalam kelas, lingkungan sekolah, dan daerah sekitar sekolah. Bisa saja, anak-anak hanya mengikuti protokol kesehatan di sekolah dan melanggarnya begitu sudah di luar sekolah.
Dalam hal ini, dr. Andani menegaskan untuk mendorong ketatnya protokol kesehatan tidak hanya peran Dinas Kesehatan saja, tetapi juga guru-guru, orangtua, Kepala Desa, semua harus turun tangan.
“Harus ada tim yang ada di situ, melihat bagaimana implementasi protokol kesehatan baik di kelas, luar sekolah, lingkungan sekolah. Kalau misalnya tidak patuh sekolah itu diizinkan online. Sekolah tidak patuh, guru dan sekolah yang salah, kalau di luar anak-anak tidak patuh berarti edukasi orangtua dan guru tidak berhasil,” tegas dr. Andani.
Baca Juga: Deretan Negara Ini Setop Pakai Vaksin Covid-19 AstraZeneca, Kenapa?
Selain itu, ia mengatakan, dalam melakukan sekolah tatap muka harus melalui keputusan bersama dan melihat indikator epidimiologi daerah terhadap kasus Covid-19. Bila angka positif kasus Covid-19 masih di bawah 5 persen, kondisi Rumah Sakit tidak dipenuhi kasus positif, angka testing-nya baik, ada kemungkinan bisa melakukan sekolah tatap muka.
Itupun harus mendapatkan izin dari Dinas Kesehatan, koordinasi dengan Dinas Daerah, dan pihak penanggung jawab lain termasuk orangtua murid. Walaupun seluruh tenaga pendidikan di sekolah sudah vaksinasi, kita tetap harus berhati-hati demi keselamatan bersama.
“Kita belum tahu efektivitas vaksin di lapangan bagaimana, kalau dalam penelitan 60 persen. Kalau sudah enam bulan ternyata yang terinveksi hanya 5 persen itu bagus. Jadi kita belum tahu, vaksinasi itu adalah ikhtiar, jangan berharap sudah vaksin bisa mengabaikan semua (protokol kesehan), itu tidak bisa,” ungkapnya.
Bila sekolah tatap muka di daerah sudah mulai dibuka, dr. Andani berpesan jangan menganggap vaksin sudah menyelesaikan masalah pandemi Covid-19, protokol kesehatan tetap dipertahankan, dan jangan lupa untuk melakukan tracing dan test seminggu sekali.