Ilmuwan: Satu Dosis Vaksin Virus Corona Saja Cukup bagi Penyintas Covid-19

Jum'at, 12 Maret 2021 | 16:31 WIB
Ilmuwan: Satu Dosis Vaksin Virus Corona Saja Cukup bagi Penyintas Covid-19
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti mengatakan satu dosis vaksin Covid-19 bagi penyintas infeksi virus corona kemungkinan cukup untuk memberi kekebalan dalam melawan SARS-CoV-2. Kebutuhan satu suntikan ini juga dapat membantu meregangkan persediaan vaksin yang sangat terbatas.

Selain itu, berdasarkan studi dari Mount Sinai Hospital New York, kebijakan kesehatan ini dapat menghindarkan penyintas Covid-19 dari efek samping pada dosis kedua vaksin.

Menurut peneliti, dilansir Medical Xpress, efek samping vaksin dosis kedua akan jauh lebih besar pada orang yang sudah memiliki kekebalan terhadap SARS-CoV-2.

"Studi kami menunjukkan respon antibodi terhadap dosis vaksin pertama pada penyintas Covid-19 sama dengan, atau bahkan, melebihi respon pada orang yang tidak terinfeksi setelah dosis kedua," kata penulis studi Viviana Simon, profesor di Departemen Mikrobiologi dan Kedokteran (Penyakit Menular) di Fakultas Kedokteran Icahn, Mount Sinai.

Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Tambang Ilegal Dekat Pemakaman Covid-19 di Samarinda

Ilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay)
Ilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay)

Karenanya, mereka percaya bahwa satu dosis vaksin sudah cukup bagi orang yang sudah pernah terinfeksi virus corona untuk mencapai kekebalan.

Hasil ini berdasarkan penelitian terhadap 109 orang yang memiliki dan tidak memiliki kekebalan SARS-CoV-2.

Peneliti melihat kelompok pertama mengembangkan antibodi dalam beberapa hari setelah mendapat dosis pertama dengan kecepatan 10 hingga 20 kali lebih tinggi dibanding kelompok yang belum pernah terinfeksi.

"Temuan ini menunjukkan satu dosis vaksin menimbulkan respon kekebalan yang sangat cepat pada individu yang pernah dites positif Covid-19. Faktanya, dosis pertama itu secara imunologis menyerupai dosis booster (kedua) pada orang yang belum terinfeksi," tambah rekan penulis Florian Krammer, profesor Vaksinasi di Departemen Mikrobiologi.

Jika riwayat infeksi seseorang tidak diketahui, Simon menyarankan untuk menggunakan tes serologis untuk mendeteksi antibodi yang mungkin ada pada protein lonjakan.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bikin Kekerasan Terhadap Perempuan di Jateng Melonjak

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI