Pasien Kanker Serviks Belum Tentu Alami Menopause, Begini Penjelasan Dokter

Kamis, 11 Maret 2021 | 22:10 WIB
Pasien Kanker Serviks Belum Tentu Alami Menopause, Begini Penjelasan Dokter
Ilustrasi kanker serviks [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengangkatan rahim perlu dilakukan terhadap perempuan yang didiagnosa kanker serviks stadium akhir. Lantas apakah perempuan akan langsung menopause atau tidak lagi menstruasi setelah rahimnya diangkat?

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr. Diana Mauria Ratna Asih, Sp.OG., mengatakan bahwa menopause belum tentu terjadi pada setiap perempuan yang rahimnya diangkat. 

"Selama ovarium ditinggal atau indung telurnya ditinggal, dia tidak akan menopause. Jadi yang dimaksud menopause itu kan hormonal ekstrogen yang sudah habis, jadi seolah-olah dia menopause. Jadi bukan menopause itu artinya tidak mens lagi," jelas dokter Diana dalam webinar 'Vaksin HPV Sebelum Menikah', Rabu (10/3/2021). 

Ekstrogen merupakan hormon perempuan yang sebagian besar diproduksi oleh ovarium. Diana menjelaskan, setiap perempuan yang rahimnya diangkat memang tidak akan mengalami menstruasi lagi. Tetapi bukan berarti menopause.

Baca Juga: Tes Pap Smear Sebelum atau Setelah Menikah? Ini Jawaban Dokter Kandungan

Human Papiloma Virus (HPV), virus penyebab kanker serviks. (shutterstock)
Human Papiloma Virus (HPV), virus penyebab kanker serviks. (shutterstock)

"Misalnya dalam stadium ringan, kita angkat rahim saja, betul dia tidak akan mens lagi. Tapi tidak akan menopause yang sebenarnya. Kalau memang operasinya diangkat sekaligus dengan indung telurnya, iya dia akan menopause," paparnya.

Dokter Diana menjelaskan, jika pasien kanker serviks masih ingin memiliki anak maka akan dipertimbangkan agar pengangkatan rahim tidak disertai ovarium. Tetapi, keputusan itu memang lebih mudah diambil jika kanker masih stadium awal.

"Kalau sudah stadium tinggi kita angkat semua. Tapi kita lihat lagi kebutuhan orang itu. Kalau masih muda banget, masih ingin punya anak, ya tentu ovarium masih kita pertimbangkan untuk ditinggal," ucapnya.

Agar pasien kanker serviks masih busa memiliki anak, pengobatan yang dilakukan berupa trakelektomi radikal. Dokter Diana menjelaskan, pengobatan itu berupa pembersihan jaringan sel kanker, terutama pada jaringan getah bening aorta. 

Dikutip dari Alodokter, bedah trakelektomi bertujuan mengangkat serviks, vagina bagian atas, dan kelenjar getah bening di area pinggul, melalui laparoskopi. Pada trakelektomi, rahim tidak ikut diangkat dan disambungkan ke bagian bawah vagina. Oleh karena itu, pasien masih memungkinkan memiliki anak.

Baca Juga: Organ Intim Bau Tidak Sedap, Waspdai Kanker Serviks

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI