Suara.com - Fenomena kelainan hipospadia yang dialami mantan atlet voli putri (Serda) Aprilia Santini Manganang, memang jarang terjadi. Jika pun ada, tidak jadi konsumsi publik karena cenderung pribadi, mengingat berurusan dengan alat vital.
Hipospadia adalah cacat lahir pada anak laki-laki, dimana (uretra) lubang keluarnya air seni atau urin, maupun air mani tidak terletak di bagian kepala batang penis.
Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Kamis (11/3/2021) hipospadia biasanya didiagnosis oleh dokter melalui pemeriksaan fisik setelah bayi lahir.
Selain itu pada 2017 disebutkan jika hipospadia bisa terdeteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Baca Juga: Aprilia Manganang Kini Seorang Laki-laki, Unggahan sang Kakak Jadi Sorotan
Lalu bagaimana cara perawatan anak didiagnosis hipospadia?
CDC menyebutkan cara merawat anak dengan pospadia, bergantung pada jenis kelainan yang dialami si anak laki-laki tersebut. Apakah jenis kelainan hipospadia midshaf, penoscrota ataupun subcoronal.
Namun pada umumnya kasus hipospadia memerlukan pembedahan untuk memperbaiki saluran (uretra) atau lubang keluarnya air seni atau urin maupun air mani, ke tempat seharusnya yakni di kepala batang penis.
Adapun jika pembedahan dilakukan, umumnya dilaksanakan pada saat anak berusia 3 hingga 18 bulan. Dalam beberapa kasus, pembedahan dilakukan secara bertahap.
Selain pembedahan untuk memperbaiki posisi uretra ke tempat seharusnya, pembedahan juga dilakukan untuk memperbaiki lekukan penis, dan memperbaiki kulit di sekitar lubang uretra,
Baca Juga: Potret Amasya Manganang, Kakak Perempuan Aprilia Manganang yang Juga Macho
Itulah kenapa menurut CDC, bayi lelaki dengan hipospadia sebaiknya tidak disunat, karena kulup atau kulit di kepala penis, bisa digunakan untuk melakukan perbaikan saat pembedahan.