Suara.com - Pemerintah Korea Selatan akhirnya menggunakan vaksin AstraZeneca sebagai vaksin COVID-19 yang akan diberikan kepada kelompok lansia berusia 65 tahun ke atas.
Sebelumnya, program vaksinasi menggunakan vaksin tersebut sempat ditunda, lantaran kurangnya data penelitian.
Dilansir ANTARA, Perdana Menteri Chung Sye-kyun pada pertemuan pemerintah, Kamis (11/3/2021) mengatakan Korsel sudah mulai menjalankan vaksinasi sejak minggu terakhir Februari, yang dimulai pada kalangan petugas kesehatan dan orang lanjut usia.
Namun, lebih dari 370.000 orang yang berusia di atas 65 tahun di panti-panti wreda dikecualikan selama ini dari program penyuntikan vaksin anti COVID-19.
Baca Juga: Vaksinasi Massal ASN di Sleman Selama Tiga Hari Lampaui Target
Alasannya, Korsel belum mendapatkan data uji klinis yang cukup terkait kelompok usia tersebut.
Data dari Inggris saat ini menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca serta Pfizer/BioNTech, setelah diberikan sebanyak satu suntikan, lebih dari 80 persen efektif dalam mencegah orang di atas usia 80 tahun dirawat inap karena COVID.
"Vaksinasi selama ini ditunda bagi mereka yang berusia 65 tahun ke atas karena kurangnya bukti untuk menentukan keefektifan vaksin AstraZeneca. Tetapi baru-baru ini, data yang membuktikan kemanjurannya bagi orang lanjut usia sudah diterbitkan di Inggris," kata Chung.
Vaksin Oxford-AstraZeneca bagi tujuh juta orang lagi akan diluncurkan mulai minggu terakhir Mei, ia menambahkan.
Otoritas kesehatan saat ini menyesuaikan jarak waktu pemberian antara dosis awal dan dosis penguat menjadi 10 minggu --dari sebelumnya delapan minggu.
Baca Juga: Viral, Pria Korea Selatan Hina Wanita Indonesia: Wajahmu Jelek Sekali
Langkah itu diambil sejalan dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia, kata Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA) melalui pernyataan.
KDCA mengatakan 500.635 orang pada Rabu (10/3) telah menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca atau Pfizer-BioNTech.
Korea Selatan pada Rabu melaporkan 465 kasus baru COVID-19, sehingga totalnya menjadi 94.198 kasus dengan 1.652 kematian.