Amerika Akan Memesan 100 Juta Vaksin Covid-19 Satu Dosis Johnson & Johnson

Kamis, 11 Maret 2021 | 11:20 WIB
Amerika Akan Memesan 100 Juta Vaksin Covid-19 Satu Dosis Johnson & Johnson
Vaksin COvid-19 Johnson & Johnson. [Justin Tallis/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Amerika Serikat memesan 100 juta dosis tambahan vaksin Covid-19 Johnson & Johnson (J&J). Hal ini telah diumumkan oleh presiden Joe Biden pada Rabu (10/3/2020).

Melansir dari Medicinenet, jumlah ini ditentukan agar vaksinasi bisa juga diberikan untuk anak dan memberikan penguat vaksin jika diperlukan. Biden mengatakan bahwa setiap orang dewasa Amerika yakni sekitar 260 juta orang akan memiliki akses ke vaksin pada akhir Mei.

Para pejabat mengatakan bahwa mereka memperkirakan dosis akan diberikan pada paruh kedua tahun 2021. Mereka menambahkan bahwa Biden akan mengarahkan pejabat di Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS untuk menegosiasikan detailnya dengan Johnson & Johnson.

Joe Biden (kiri) saat dilantik sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat di Front Barat Capitol AS di Washington, Amerika Serikat, Rabu (20/1/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque/rwa.
Joe Biden (kiri) saat dilantik sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat di Front Barat Capitol AS di Washington, Amerika Serikat, Rabu (20/1/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque/rwa.

Hingga Rabu (10/3/2021), lebih dari 61 juta orang Amerika telah mendapatkan satu suntikan vaksin dan lebih dari 32 juta orang telah mendapatkan dosis vaksin penuh.

Baca Juga: Disdik Bintan Klaim Sekolah Tatap Muka Tak Timbulkan Klaster Covid-19

Efektivitas vaksin J&J secara keseluruhan dalam melindungi dari Covid-19 mencapai 66 persen. Memang tidak setinggi vaksin Pfizer dan Moderna yang mencapai 95 persen, tapi vaksin suntikan tunggal J&J sangat efektif dalam mencegah penyakit parah.

Vaksin tersebut menunjukkan kemanjuran 86 persen melawan keparahan Covid-19 di Amerika Serikat dan 82 persen kemanjuran melawan penyakit parah di Afrika Selatan di mana varian baru beredar. Tak satu pun dari hampir 22.000 orang yang divaksinasi dalam uji coba tersebut meninggal karena Covid-19. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI