Psikolog Soroti Bahasa Gaul Kekinian, Disebut Bisa Lemahkan Diri!

Risna Halidi Suara.Com
Kamis, 11 Maret 2021 | 06:11 WIB
Psikolog Soroti Bahasa Gaul Kekinian, Disebut Bisa Lemahkan Diri!
Ilustrasi berbicara bahasa gaul (freepik/pressfoto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Apakah kamu kerap mendengar bahasa gaul kekinian atau kata-kata baru seperti mager dan gelay? Jika ya,  seorang psikolog menyoroti munculnya ragam kata 'berkonotasi negatif' tersebut dan mengatakan bahwa kata-kata itu bisa melemahkan diri.

Dikatakan psikolog Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan Shanty Komalasari, M.Psi, kata-kata tersebut bisa melemahkan diri.

"Seperti istilah generasi rebahan, mager, gelay atau istilah lainnya yang berkonotasi negatif justru akan membahayakan diri sendiri," katanya di Banjarmasin, Rabu (10/3) seperti yang Suara.com kutip dari Antara.

Menurut dia, istilah-istilah yang tren diucapkan kalangan generasi muda dan milenial itu akan semakin terinternalisasi ke dalam diri saat seseorang hingga akhirnya dapat menyatakan bahwa dia seperti istilah yang sebutkan.

Baca Juga: Psikolog Ungkap Tanda Tubuh Tengah Alami Stres Berat

Hal itu, kata Shanty, bisa memicu perilaku negatif dan mudah berpikir negatif tentang diri sendiri maupun orang lain, bahkan lingkungan atau situasi.

Shanty mengutarakan pandemi COVID-19 bukan menjadi halangan apalagi alasan untuk bermalas-malasan hingga putus asa. Generasi yang mengalami masa pandemi, hendaknya menjadi generasi tangguh dan kuat karena telah mampu menghadapi berbagai keterbatasan dan kesulitan.

Termasuk dalam kaitan persaingan dunia kerja di tengah pandemi, jebolan Magister Profesi Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini menyarankan setiap orang perlu terus belajar dan mengasah potensi diri agar kompetensi yang dimiliki dapat ditingkatkan.

"Para calon tenaga kerja atau 'fresh graduate' dari perguruan tinggi yang berkonsultasi biasanya saya arahkan untuk mengupayakan meningkatkan 'skill' dalam bekerja," kata Sekretaris Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Kalimantan Selatan itu.

Di tengah pandemi, tambah dia, banyak tawaran untuk kegiatan seminar, lokakarya, maupun pelatihan secara daring dengan berbagai tawaran menarik mulai berbayar maupun gratis.

Baca Juga: 3 Saran dari Psikolog untuk Kamu yang Kerap Berpikiran Negatif!

Oleh karena itu, menurut dia, para pencari kerja perlu memiliki kesadaran diri yang tinggi agar potensi dirinya terus terasah. Hal ini akan menjadi daya tarik tersendiri sebagai daya tawar.

"Yang terpenting kita bisa menikmati pekerjaan dan terus menjaga kesehatan mental, sehingga performa jangan sampai menurun apalagi hilangnya minat untuk bekerja. Untuk itulah, pentingnya menumbuhkan rasa optimisme untuk bisa maju tanpa menyalahkan kondisi misalnya pandemi COVID-19," kata pemilik Konsultan Psikologi, Synergy Consultant Indonesia dan LPT Global itu. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI