Efek Buruk Konsumsi Steroid, Bisa Merusak Fungsi Testis di Kemudian Hari

Rabu, 10 Maret 2021 | 19:30 WIB
Efek Buruk Konsumsi Steroid, Bisa Merusak Fungsi Testis di Kemudian Hari
Ilustrasi obat (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tidak hanya dalam dunia medis, steroid juga umum digunakan oleh para atlet atau binaragawan non-atletik untuk 'membentuk tubuh' mereka.

Namun, studi baru menunjukkan penggunaan steroid anabolik untuk membangun otot dapat merusak fungsi testis selama bertahun-tahun, bahkan setelah berhenti mengonsumsinya.

Steroid anabolik merupakan variasi hormon testosteron, hormon seks pria buatan laboratorium.

"Selama ini belum jelas apakah penggunaan steroid anabolik ilegal menyebabkan penurunan produksi testosteron di testis dalam jangka waktu lama atau terus-menerus," kata penulis studi Jon Rasmussen, ilmuwan di Rumah Sakit Rigshospitalet, dilansir CNN.

Baca Juga: Pakai Masker Tidak akan Pengaruhi Kesehatan, Termasuk saat Olahraga Berat

Rasmussen mengatakan hasil studi ini menunjukkan penggunaan obat tersebut dapat menyebabkan disfungsi testis yang bertahan lama.

Ilustrasi obat Benadryl (Pexels)
Ilustrasi steroid  (Pexels)

Karenanya, Rasmussen mengimbau kepada pria peiat olagraga untuk berhenti atau tidak menggunakan obat ini sama sekali.

"Bahkan tidak mempertimbangkannya. Penggunaan steroid anabolik dapat menyebabkan efek buruk yang terus-menerus pada beberapa organ di tubuh dan bahkan bisa mematikan," sambungnya.

Penggunaan steorid buatan ini dapat merusak sumbu hormonal hipotalamus-hipofisis-testis, yang akhirnya dapat menghentikan produksi testosteron di testis dan menganggu kesuburan.

"Pemulihan sumbu hormonal ini bisa dalam jangka panjang atau mungkin tidak sembuh sama sekali," lanjutnya.

Baca Juga: Guru Olahraga Ini Goda Murid Perempuan: Auramu Lebih Indah

Ia menambahkan banyak orang mengira penggunaan steorid anabolik hanya masalah kecurangan dalam olahraga antar atlet profesional.

"Kisah sebenarnya adalah bahwa sebagian besar pengguna steroid anabolik, lebih dari 90%, bukanlah atlet elit. Faktanya, mereka adalah binarawagan yang menggunakan senyawa ini agar terlihat lebih ramping dan berotot," tandas Shalender Bhasin, profesor kedokteran dari Harvard Medical School.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI