Suara.com - Ibu hamil yang mengonsumsi alkohol bisa membahayakan kondisi janinnya. Bahkan dampak buruk itu akan jangka panjang mulai dari anak lahir hingga tumbuh dewasa.
Dokter spesialis anak prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp. A(K)., menjelaskan bahwa konsumsi alkohol pada ibu hamil lebih berbahaya karena ada kondisi Fetal alkohol syndrome.
Yakni, suatu kondisi kelainan pada janin ketika ibu kecanduan alkohol selama masa kehamilan dan memberikan dampak jangka panjang, baik fisik maupun kognitif, bila dikonsumsi dalam jumlah yang sedang maupun banyak.
"Gejalanya bisa terjadi pada masa bayi dan terus-menerus. Belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan," kata dokter Rini dalam webinar virtual yang diselenggarakan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rabu (10/3/2021).
Ia memaparkan bahwa seseorang yang terpapar alkohol dalam jumlah sedang bisa mengalami perubahan memori pada otak, gangguan koordinasi motorik, perilaku sosial, dan respon terhadap sosial menurun.
Sedangkan dampak alkohol pada janin akan terjadi setiap tingkat usia anak setelah lahir. Diawali dengan lingkar kepala bayi yang lebih kecil. Selain itu juga masa kehamilan yang berkurang sehingga bayi berpotensi lahir prematur.
"Wajah abnormal atau masalah organik pada organ seperti masalah di jantung. Masalah dalam sistem saraf misal anak mengalami kejang," jelasnya.
Seiring usia bertambah, anak yang lahir dari ibu pecandu alkohol berisiko alami gangguan kecerdasan juga gagal tumbuh yang menyebabkan berat badan dan tinggi badannya tidak optimal sesuai usianya.
"Bisa juga mengalami kesulitan belajar di sekolah ataupun mengalami gejala gangguan perilaku autisme," imbuh dokter Rini.
Baca Juga: Ini Kerusakan Otak yang Terjadi Pada Pecandu Alkohol
Dampak itu bisa berlanjut sampai anak dewasa berakibat kematian dini atau pun meningkatkan risiko masalah psikiatri juga rentan terhadap masalah sosial. Dokter Rini menjelaskan, alkohol sangat berpengaruh buruk bagi ibu hamil karena bisa mengganggu penyerapan nutrisi.