Suara.com - Indonesia baru saja menerima 1,1 juta dosis vaksin Covid-19 Astrazeneca. Vaksin ini berhasil masuk lewat sekma Covax yang merupakan inisiatif global yang dikelola oleh badan dunia World Health Organization (WHO) ini.
Rencananya akan ada sekitar 11 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca yang diterima Indonesia. Berbeda dengan Indonesia, banyak negara di Eropa justru telah mengumumkan bahwa tidak akan memasok vaksin Oxford / Astrazeneca kepada lansia yang berusia di atas 65 tahun, meski vaksin itu telah disetujui oleh European Medical Agency (EMA) untuk digunakan pada semua kelompok usia di atas 18 tahun. Demikian seperti dilansir dari Independent.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut vaksin itu "tidak efektif semu" untuk orang berusia di atas 65 tahun, setelah itu otoritas kesehatan Prancis membuat rekomendasi tidak resmi untuk tidak menyetujui vaksinasi untuk usia di atas 65 tahun.
![AstraZeneca. [Paul Ellis/AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/09/02/57401-astrazeneca.jpg)
Namun, ada data terbatas yang menunjukkan bahwa vaksin tidak bekerja pada populasi lansia.
Selama uji klinis, beragam orang direkrut untuk memahami bagaimana vaksin berdampak pada orang yang berbeda berdasarkan usia, ras, dan jenis kelamin.
Beberapa dari orang-orang ini diberi vaksin, beberapa diberi plasebo. Ini untuk menguji perbedaan antara menjalani pengobatan dan tidak memiliki apa-apa.
Para ilmuwan yang terlibat dalam uji coba kemudian harus menunggu untuk melihat siapa yang akan tertular Covid. Jika lebih banyak orang tertular virus Covid-19 tanpa vaksin, maka itu akan menunjukkan bahwa vaksin tersebut memiliki tingkat perlindungan.
Namun, hanya dua dari 660 di atas 65 yang terinfeksi, yang berarti bahwa beberapa regulator Eropa tidak percaya data tersebut cukup kuat untuk membuat kesimpulan tentang keefektifan vaksin.
"Penilaian mereka adalah bahwa keefektifan belum ditunjukkan untuk orang di atas 65 tahun. Mereka belum mengatakan vaksin tidak efektif untuk orang di atas 65 tahun," kata Jim Naismith, seorang profesor biologi struktural di Universitas Oxford.
Baca Juga: Vaksin Nusantara Disebut Bermasalah, BPOM: Data yang Diberikan Tidak Sama
Dengan kata lain, tidak ada kekhawatiran bahwa vaksin tersebut tidak aman untuk usia di atas 65 tahun, atau tidak akan berhasil. Sebaliknya, beberapa negara memilih untuk menunggu lebih banyak data masuk.