Kepala BPOM RI Tanggapi Dua Kematian Penerima Vaksin AstraZeneca di Korsel

Rabu, 10 Maret 2021 | 11:00 WIB
Kepala BPOM RI Tanggapi Dua Kematian Penerima Vaksin AstraZeneca di Korsel
Ilustrasi vaksinasi Covid-19 pada lansia. [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menanggapi pemberitaan luar negeri, terkait adanya dua orang penerima vaksin AstraZeneca yang meninggal dunia di Korea Selatan (Korsel).

Menurut Penny, kejadian efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) tidak dapat dihindari, terlebih saat ini vaksinasi dijalankan secara massal atau dilakukan hampir di seluruh dunia.

"Tentunya dikaitkan dengan efek samping, KIPI yang didengar dari luar, sebagaimana kita ketahui kejadian ikutan pasca imunisasi tentunya bisa saja terjadi," ujar Penny dalam konferensi pers, Selasa (9/3/2021).

Efek samping atau KIPI yang dialami usai vaksinasi akan sangat beragam dan bergantung pada kondisi seseorang saat menerima suntikan vaksin. Seperti misalnya memiliki penyakit penyerta atau komorbid, jantung, diabetes, hipertensi, hingga autoimun dan lain sebagainya.

Baca Juga: Vaksin AstraZeneca Diklaim Ampuh 100 Persen Cegah Kematian Akibat COVID-19

"Repson individu bisa berbeda, jadi bisa jadi ada beberapa kejadian cukup serius," jelasnya.

Itulah mengapa seseorang yang mengalami KIPI atau efek samping akan dipantau oleh petugas medis, dan akan dilaporkan kepada otoritas obat di wilayah atau negara setempat, untuk dievaluasi atau diinvestigasi lebih lanjut.

"Tentunya masing-masing otoritas obat di negara tersebut akan melakukan investigasi, pasti akan melakukan secara transparan ke masyarakat dunia," papar Penny.

Begitu juga yang saat ini sedang dilakukan BPOM, kata Penny, pihaknya akan lebih dulu menunggu laporan investigasi apa yang terjadi di Korea Selatan, dan penyebab kematian dua orang penerima vaksin tersebut.

"Tentunya kali ini kita menunggu hal tersebut. Dalam upaya tersebut kita akan lakukan vaksinasi, tentunya untuk secepat mungkin keluar dari pandemik ini, mencapai herd immunity, vaksinasi tetap dilaksanakan, berdasarkan data uji klinik terkait dengan keamanannya," ungkapnya.

Baca Juga: Melalui COVAX, Indonesia Akan Terima 11,7 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca

Sementara itu upaya kehati-hatian dalam proses vaksinasi Covid-19 akan terus dijalankan. Seperti skrining atau cek kesehatan sebelum peserta disuntik vaksin, dan harus dipastikan dalam kondisi sehat, lantaran vaksinasi hanya dilakukan untuk orang sehat.

"Menunjukan laporan uji klinik umumnya ringan dan sedang, sehingga itu jadi pegangan kita, sambil berhati-hati ada upaya skrining di awal," katanya.

"Sementara ini kita akan terus melakukan vaksinasi, tentunya dengan jenis vaksin yang baru ini (AstraZeneca)," pungkas Penny.

Korea Selatan Investigasi Dua Kematian Penerima Vaksin AstraZeneca
Otoritas Korea Selatan pada Rabu (3/3/2021) sedang menyelidiki kematian dua orang, dengan penyakit bawaan, yang meninggal beberapa hari setelah menerima vaksin COVID-19 AstraZeneca.

Pasien panti jompo berusia 63 tahun dengan penyakit cerebrovascular, mengalami gejala seperti demam tinggi usai divaksin empat hari lalu, menurut direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea Jeong Eun-kyeong saat konferensi pers.

Pasien lantas dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar pada Selasa (2/3/2021), namun meninggal setelah mengalami gejala keracunan darah dan pneumonia, demikian Kantor Berita Yonhap memberitakan.

Seorang pasien panti jompo lainnya, yang berusia 50an dan memiliki riwayat penyakit jantung dan diabetes, meninggal pada Rabu setelah mengalami berkali-kali serangan jantung, usai divaksin sehari sebelumnya, katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI