Pada beberapa kasus lain, uretra juga bisa terletak di tengah dan bawah penis hingga di kantong buah zakar. Selain gejala fisik yang bisa diamati, penderita hipospadia juga mengalami gejala lainnya:
- Bagian kulup hanya menutupi bagian atas kepala penis
- Beberapa laki-laki akan memiliki penis melengkung saat ereksi
- Aliran kencing tidak normal, sehingga harus duduk saat berkemih

Penyebab hipospadia
Perawatan bayi dengan hipospadia mungkin tidak terlalu sulit bagi orangtua. Tapi, kondisi ini bisa membuat bayi kesulitan buang air kecil karena letak uretranya yang berbeda dengan bayi laki-laki normal lainnya.
Bahkan mereka bisa kesulitan memiliki keturunan bila tak ditangani dengan baik. Sebab, sperma akan sulit mencapai atau masuk ke vagina ketika berhubungan seks.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), penyebab bayi laki-laki mengalami hipospadia masih belum dipahami jelas. Tapi, para ahli menduga bahwa kondisi ini terjadi akibat kombinasi gen dan faktor lingkungan.
Boston's Children Hospital juga menjelaskan kelainan pada penis bayi hipospadia ini disebabkan oleh kerusakan hormon. Saat penis berkembang di kandungan, hormon tertentu memainkan peran penting untuk membentuk uretra dan kulup.
Kerusakan pada hormon itulah yang mengganggu pembentukan penis secara sempurna, sehingga menyebabkan hipospadia pada bayi laki-laki.