Dalam uji klinis vaksin AstraZeneca, sebagian besar efek samping yang dirasakan, termasuk dalam kategori ringan hingga sedang. Kebanyakan efek samping hilang dalam beberapa hari, namun ada juga yang sampai seminggu setelah vaksinasi.
Sedangkan pada vaksin Sinovac, efek samping yang dialami termasuk kategori ringan hingga sedang. Setelah vaksinasi Sinovac, kebanyakan orang merasakan nyeri di sekitar tempat suntikan. Efek samping yang paling banyak terjadi yaitu gatal dan mengantuk.
Perbedaan Penyimpanan AstraZeneca dan Sinovac
Penyimpanan vaksin AstraZeneca dinilai tidak rumit, karena tidak membutuhkan suhu dingin yang ekstrim seperti beberapa jenis vaksin lainnya. Vaksin AstraZeneca ini tidak memerlukan pembekuan pada suhu minus 70 derajat.
Sementara itu, vaksin Covid-19 buatan Sinovac hanya membutuhkan penyimpanan dalam lemari es, dengan standar suhu 2-8 derajat celcius, dan dapat bertahan hingga 3 tahun lamanya.
Perbedaan Usia Penerima Vaksin
Menurut Otoritas vaksinasi Jerman, penerima vaksin AstraZeneca hanya boleh untuk orang berusia di bawah 65 tahun, dan direkomendasikan kepada orang berusia 18-64 tahun di setiap tahap. Sedangkan usia prioritas penerima vaksin Sinovac adalah orang dewasa sehat usia 18-59 tahun.
Perbedaan AstraZeneca dan Sinovac lainnya adalah dalam hal kemampuan melawan varian baru. Para peneliti yakin bahwa vaksin AstraZeneca efektif melawan jenis varian virus baru B.1.17. Sementara itu, vaksin Sinovac yang ada di Indonesia saat ini juga masih efektif melawan varian baru B.1.1.7.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama
Baca Juga: Vaksin AstraZeneca: Cara Kerja, Keunggulan, dan Efek Samping