Suara.com - Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, peredaran obat palsu di Indonesia masih sangat tinggi dengan mencapai 25 persen.
Menurut CEO apotek online Lifepack & Jovee, Natali Ardianto, hal tersebut terjadi akibat belum meratanya infrastruktur telekomunikasi, fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan apotek yang masih terkonsentrasi di pulau Jawa, dan masalah jaminan kelengkapan serta keaslian obat.
Ia juga menyinggung bagaimana industri kesehatan di Indonesia masih menyimpan masalah mulai dari akses layanan kesehatan, serta ketersediaan rumah sakit dan apotek.
Menurut data Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan per Februari 2021, jumlah rumah sakit di seluruh Indonesia sebanyak 2.925.
Baca Juga: Bahaya! Tempat Tidur RS Covid-19 di Jakarta Nyaris Penuh
Pulau Jawa sendiri memiliki 1.244 rumah sakit, atau sekitar yang artinya 45,9 persen dari seluruh rumah sakit yang ada di Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa. Provinsi Kalimantan Utara menjadi provinsi dengan jumlah rumah sakit terendah hanya memiliki 11 rumah sakit.
Kata Natali, tak hanya rumah sakit yang belum merata, apotek juga masih didominasi pulau Jawa dengan 24.874 unit dengan Jawa Barat sebagai daerah yang memiliki apotek terbanyak yaitu 4.298.
“Dengan masih terkonsentrasinya akses layanan kesehatan seperti rumah sakit dan juga apotek di pulau Jawa, tentunya diperlukan inovasi layanan kesehatan agar dapat dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat Indonesia di berbagai daerah, yaitu melalui akses layanan kesehatan secara online," kata Natali melalui siaran pers yang diterima Suara.com, Selasa (9/3/2021).
Untuk itu, tambahnya, apotek online Lifepack hadir sebagai platform kesehatan yang memiliki layanan untuk memenuhi kebutuhan obat masyarakat Indonesia.
"Kami hadir sebagai apotek online yang paling lengkap, serta untuk menjangkau seluruh masyarakat Indonesia kami berikan gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia. Karena salah satu komitmen kami adalah dapat memberikan kemudahan akses layanan kesehatan serta menjangkau seluruh masyarakat Indonesia." ujar Natali.
Baca Juga: Waspada! 80 Persen Tempat Tidur RS Covid-19 di DKI Sudah Terisi
Lifepack sendiri merupakan layanan apotek online pertama di Indonesia dengan spesialisasi penyakit kronis. Sebagai penyedia layanan obat, Lifepack mengirimkan obat asli dengan harga lebih murah.
Lifepack memiliki berbagai layanan kesehatan di antaranya pemesanan obat, konsultasi dokter umum secara gratis, konsultasi dokter spesialis dengan harga terjangkau, dan kotak obat spesial (blister) khusus untuk penderita penyakit kronis.
Saat ini layanan apotek online Lifepack telah menjangkau seluruh Indonesia dan pembelian obat langsung dikirimkan langsung ke lokasi pasien.
Di sisi lain, Natali juga menekankan industri farmasi online serta layanan kesehatan di Indonesia juga terus mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Ia juga menilai industri farmasi dan layanan kesehatan digital di Indonesia tumbuh dengan baik, namun masih banyak masalah yang perlu diselesaikan.
"Industri farmasi di Indonesia merupakan salah satu industri dengan pertumbuhan yang sangat cepat di ASEAN, begitupun dengan layanan kesehatan digital. Dari laporan yang dikeluarkan oleh MTPconnect & Asialink Business, pendapatan dari layanan kesehatan digital di Indonesia pada tahun 2022 diprediksi mencapai 973 juta dollar," tutupnya.