Suara.com - Peneliti menemukan camilan yang diberi label 'menyehatkan' ternyata mengandung kadar lemak, garam atau gula, yang tinggi,
Berdasarkan organisasi Action on Salt berbasis di Inggris, pada 119 camilan yang mereka analisis, termasuk kacang-kacangan kering atau panggang dan makanan ringan olahan seperti keripik kacang, terasa lebih asin daripada air laut.
Meski rata-rata lebih rendah lemak, lemak jenuh, dan kalori, serta tinggi serat daripada keripik standar dan kacang-kacangan, 43% mengandung kadar garam tinggi.
"Kita semua harus banyak konsumsi biji-bijian dan kacang-kacangan, tetapi makan makanan ringan olahan tinggi garam bukalah caranya," kata Sonia Pombo, manager kampanye di Action on Salt, dilansir The Guardian.
Baca Juga: Ribuan Vaksin Corona Palsu Asal China dan Afrika Disita, Campuran Garam-Air
Pombo menambahkan, survei yang mereka lakukan ini menyoroti jumlah garam yang tidak perlu dalam camilan 'sehat', dan penggunaan klaim kandungan nutrisi pada makanan HFSS (tinggi lemak, garam, atau gula) perlu dipertanyakan.
Dari survei, produk yang dinilai paling asin adalah camilan Eat Real. Produk ini memiliki label "40% lebih sedikit lemak, vegan, dan bebas gluten".
Padahal, kandungannya adalah 3,6 gram garam per 100 gram, dan lebih dari 1 gram garam dalam satu porsi yang disarankan (28 gram), ini lebih daripada dua kantong kentang goreng kecil McDonald's.
Action on Salt mengatakan sebagian besar produk tidak menampilkan informasi nutrisi berkode warna di bagian depan kemasan sesuai pedoman pemerintah setempat. Sebaliknya, klaim yang paling ditonjolkan adalah tentang kesehatan produk.
Klaim nutrisi yang cukup banyak digunakan (81% dari camilan yang disurvei) adalah "X kkal per porsi", "mengandung sedikit lemak", "tanpa gula tambahan", dan "sumber protein/serat tinggi".
Baca Juga: Erick Thohir Mau Akuisi Peternakan Hingga Tambang Garam di Luar Negeri
Sedangkan sebanyak 95% makanan ringan mengklaim "bebas gluten", "vegan", "semua berbahan alami", dan "tanpa pengawet buatan".